Makalah ini dipresentasikan
dalam
Seminar Hasil Pengabdian
Masyarakat Pengajar STSI Padangpanjang
pada tanggal 16
Pebruari 2010 diI ISI Padangpanjang.
PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT
DAN PELUANG KE DEPAN
Oleh
: Tom Ibnur
PENGANTAR
Ketika pengabdian masyarakat dilakukan dalam sebuah
perguruan tinggi oleh setiap orang atau kelompok tertentu banyak yang berpikir
bahwa hal itu sebagai suatu kegiatan yang mungkin wajib dilakukan karena
berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Setelah kegiatan tersebut usai,
yang dirasakan pertama adalah kelegaan bahwa kewajiban telah dilaksanakan dan
dituangkan dalam sebuah laporan. Kemudian laporan tersimpan sebagai arsip di
perpustakaan perguruan tinggi atau di rak buku masing-masing di rumah. Dia akan
dicari dan dipergunakan kembali ketika datang saatnya kegiatan pengabdian
masyarakat dilakukan lagi oleh orang atau kelompok lain. Setidaknya menjadi
rujukan atau referensi yang dapat menambah pengetahuan dan informasi terhadap
lahan atau tempat di mana pengabdian masyarakat itu dilaksanakan. Siklus ini
pun berlangsung terus menerus.
Namun adakah yang mengetahui dan memikirkan sebuah
kelanjutan dari kegiatan pengabdian masyarakat tersebut. Sehingga hasil yang
dicapai tidak terbuang percuma sebagai sebuah pengalaman saja atau sekedar
melaksanakan kewajiban yang dijelaskan di atas. Ternyata banyak juga yang
melakukannya tetapi tak sedikit pula yang tidak meneruskan apa yang telah dia
capai.
Mengintip ilmu sosial mengatakan bahwa masyarakat
mengalami perubahan sepanjang masa. Perubahan itu ada yang samar, ada yang
mencolok, ada yang lambat, ada yang cepat, ada yang sebagian terbatas, ada yang
menyeluruh. Perubahan dapat berupa pergeseran nilai sosial, perilaku, susunan
organisasi, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan dan wewenang dan
sebagainya. Semua perubahan itu ada yang maju (progress) dan ada yang
mundur. Inti perubahan sosial ialah faktor dinamika manusianya yang kreatif.
Anggota masyarakat harus bersikap terbuka bahkan ia secara kreatif menciptakan
kondisi perubahan, terutama di bidang ekonomi dan pola hidup sehari-hari.
Perubahan sosial bersifat berantai melibatkan segala aspek kehidupan dan kadang
diselingi gejolak konflik berupa proses perubahannya.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan
kebudayaan, namun dalam kenyataan hidup keduanya tidak bisa dipisahkan.
Perubahan bidang kesenian, pengetahuan, filsafat dan juga menjadi bagian dari
perubahan sosial, meskipun secara teoritis jelas berbeda. Kekaburan itu terjadi
karena tidak ada masyarakat yang tidak berkebudayaan dan tidak ada kebudayaan
yang tidak terwujud dalam masyarakat. Keduanya bersangkut paut dengan aspek
penerimaan bidang kebudayaan tanpa berakibat perubahan sosial, misalnya
perubahan kesenian, bahasa dan sebagainya tidak menimbulkan perubahan pada pola
hubungan sosial atau terhadap lembaga sosial seperti perkawinan, hak milik,
perguruan tinggi dan sebagainya.
Dengan dasar pemikiran di atas jelas secara cepat
semestinya kita beralih ke era modernisasi yang mencakupi transformasi total
dari kondisi tradisional ke arah pola
ekonomis dan politik. Manusia berusaha menguasai ruang dan waktu melalui
berbagai peralatan hidup berupa hasil teknologi canggih. Secara umum syarat modernisasi
meliputi; cara berfikir yang alamiah, sistem analisa data atau fakta yang
metodik, sistem administrasi yang efisien, sentralisasi wewenang perencanaan sosial,
ada iklim yang mendukung perubahan baru, disiplin yang tinggi pada waktu dan
aturan main, inovasi dan modifikasi dalam segala bidang secara berantai. Kini
perubahan sosial mengalami kemajuan pesat berkat kemajuan sains dan teknologi,
khususnya media massa yang mampu meniadakan batas territorial. Secara jitu
perubahan sosial dunia digambarkan oleh Alvin Toffler dalam tiga gelombang,
yaitu Era Agraria Tradisional (8000 SM – 1700), Era Industrialisasi (1700 –
1970), dan Era Informasi dan Komunikasi (1970 – 2000). Secara umum perubahan sosial
yang kini dialami manusia disebut Era Modernisasi. Yang tidak sama dengan
Westernisasi ataupun Reformasi yang hanya menekannkan aspek rehabilitasi.
Modernisasi bersifat preventif dan konstruktif dan harus dapat memproyeksikan
hal-hal yang mungkin timbul, bahkan harus selektif terhadap berbagai aspirasi
pembaharuan dan perilaku menyimpang.
Kalau begitu kita ternyata tidak sekedar mengintip dan
bergenit-genit dengan ilmu sosial tapi mengkaitkannya secara kreatif dan tepat
untuk melihat dan menuju masa depan sebuah pengabdian masyarakat. Melalui seni
budaya sebuah pengabdian masyarakat membutuhkan seperti apa yang digariskan di
atas bahwa dengan berfikir alamiah, kerja kreatif, disiplin waktu dan aturan, terencana, administrasi
yang efisien, inovatif dan modifikatif, menguasai sains dan teknologi, akan
dapat sejajar dengan kemajuan bertindak dalam era modernisasi. Beberapa contoh
dari berbagai kegiatan pengabdian masyarakat
yang dapat diterjemahkan sebagai community
development akan dibentangkan dari berbagai kerja kelompok swadaya
masyarakat, yayasan, dan pemerintah yang memungkinkan memberi peluang bagi yang
ingin mengembangkannya menjadi sebuah kegiatan atau profesi yang
menjanjikan.
Tulisan ini juga merupakan pengalaman yang panjang dari
penulis sendiri yang telah bergiat lebih dari 40 tahun dalam program pengabdian
masyarakat. Mulai dari seni budaya, ekonomi dan lingkungan di berbagai daerah
di Indonesia dan negara tetangga Malaysia dan Singapura. .
RAGAM
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Banyak corak kegiatan yang dilakukan dalam program
pengabdian masyarakat. Tercatat bahwa program pengabdian masyarakat dapat
dilakukan dalam berbagai kegiatan, seperti; politik, ekonomi, kebudayaan,
kesehatan, hak asasi manusia, pemberdayaan perempuan, sikap mental,
kemanusiaan, dan lainnya. Namun yang dibahas lebih mengarah pada kegiatan
budaya atau lebih tajam terhadap kesenian. Seperti apa yang telah dilakukan
oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang seperti; pelatihan randai,
talempong, dendang, teater, baca notasi, bina musika, akting, paduan suara,
teknik aransemen, motif-motif ukiran tradisional, dan ukir kaligrafi, dengan
sasaran pada siswa dan masyarakat. Tempat pengabdian masyarakatpun bervariasi
baik di pedesaan maupun di perkotaan. Melihat kegiatan tersebut sangat jelas
bahwa pengabdian masyarakat yang dilakukan sesuai dengan jenis atau kategori
perguruan tinggi Meskipun kegiatan pengabdian masyarakat tidak semestinya harus
seiring atau sesuai dengan jenis perguruan tinggi.
Kegiatan serupa pun dilakukan pula oleh perguruan tinggi
seni lainnya yang ada di Indonesia. Jika dikumpulkan data yang didapat dari
setiap program pengabdian masyarakat yang telah dilakukan maka akan menjadi
seperangkat data dan informasi yang sangat berharga. Bukan hanya untuk
kebutuhan perguruan tinggi terkait saja, tetapi juga bagi individual maupun
kelompok di dalam maupun di luar perguruan tinggi. Ini pula kemudian menjadi
panutan bagi pihak-pihak lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
perguruan tinggi, yayasan, perusahaan, bahkan pemerintah untuk mengembangkan
Pengabdian Masyarakat menjadi program
dalam pembangunan masyarakat di bidang seni budaya.
Memang tidak semua yang terkait dalam kegiatan pengabdian
masyarakat kemudian mengembangkannya
menjadi program terencana untuk masa depan. Atau menjadikan pengabdian
masyarakat sebagai profesi. Misalnya, bertindak sebagai pelaku atau pekerja,
pengarah, konsultan dan lainnya. Tetapi bagi yang ingin mengembangkannya
diperlukan tahap-tahap kegiatan mulai dari pengolahan data sampai pelaksanaan
dan pelaporan yang terencana dengan baik. Kegiatan tersebut meliputi:
1. Analisa
Data.
Merupakan kegiatan meneliti dan mengurai data-data yang
ada sebagai hasil dari berbagai kegiatan pengabdian masyarakat.
2. Uji
Data dan Penyempurnaan.
Menguji ulang data-data yang telah dianalisa di tempat
kegiatan pengabdian masyarakat. Kemudian melengkapi data yang diperlukan sebagai
penyempurnaan data untuk digunakan dalam menjalankan program.
3. Menentukan Tujuan Program.
Data yang didapat dapat digunakan sebagai lanjutan untuk
menentukan tujuan program. Data dapat memberi beragam tujuan namun perlu
ditentukan secara tepat mana tujuan yang paling diprioritaskan.
4. Penyusunan
Proposal
Proposal merupakan kemasan data yang ditulis dengan jelas,
ringkas dan tepat terhadap tujuan yang diinginkan.
5. Presentasi
Bagian dari kegitan untuk menjelaskan proposal dengan
pihak yang terkait dengan proposal tersebut. Terkadang dapat terjadi diskusi
sampai selisih pendapat untuk
mendapatkan hasil akhir yang disetujui kedua atau berbagai belah pihak.
6. Pelaksanaan
Program
Pelaksanaan secara teknis yang sesuai dengan proposal.
Apabila terjadi penyimpangan harus memiliki alasan yang tepat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
7. Pengawasan
Program
Dilakukan untuk menjaga dan mengawasi berjalannya program
agar sesuai dengan yang direncanakan.
8. Laporan
Merupakan
pertanggungjawaban secara tertulis dan menjadi data baru untuk menjalankan
program lanjutan.
Tahap-tahap
di atas merupakan tahapan dasar yang sering dilakukan. Namun dapat dikembangkan
dan disesuaikan dengan jenis program yang akan dijalankan. Terkadang ada
bagian-bagian yang tak perlu lagi dilakukan terutama bila telah berjalan
beberapa program dengan baik dan dan dinilai sesuai dengan tujuan program dalam
perencanaan yang diberikan.
HIBAH,
BANTUAN, DAN KERJASAMA
Menukik pada pihak-pihak yang berkonsenterasi dengan
program pengabdian masyarakat bisa didapat dalam berbagai jenis organisasi.
Misalnya, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perguruan tinggi, yayasan, perusahaan,
bahkan pemerintah yang telah mencadangkan dana untuk program tersebut.
Pencairan dananya sangat terkait dengan tujuan organisasi pemberi dana,
kualitas individual atau kelompok yang mengajukan proposal, rekomendasi dari
organisasi sejenis atau individu yang dipercaya, adanya organisasi pendamping
dalam pendanaan atau modal dasar – finansial atau tenaga dan fasilitas yang
tersedia – dan dapat juga yang dimiliki oleh individual atau kelompok yang
mendapat program.
Berbagai lembaga yang bergiat dalam pengabdian masyarakat
ada yang memberikan secara fasilitas teknis tetapi ada pula yang memang menjadi
lembaga pemberi bantuan atau hibah secara finansial.
1. Perguruan
Tinggi
Liga Tari Krida Budaya Universitas Indonesia merupakan
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam kegiatan tari di Universitas
Indonesia. Secara bertahap UKM ini dapat diberdayakan sebagai salah satu
kelompok yang dijalankan sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat.
Dimana UKM ini melibatkan masyarakat melalui tenaga ahli dalam bidang seni
untuk melakukan pembinaan secara professional. Kemudian meningkatkan pula
bidang manajemennya sehingga dapat memberdayakan diri sendiri melalui program
kemasyarakatan, seperti; menggiatkan kembali kesenian-kesenian yang dirasakan mengalami
kemunduran dalam pengembangannya, menyelenggarakan workshop kesenian untuk
masyarakat, dan membuat hubungan secara global dalam mengikuti berbagai
festival kesenian di dunia sebagai salah satu pengabdian terhadap pengembangan
dan promosi seni budaya Indonesia di luar negeri.
Hal serupa dilakukan pula oleh Ilsa Tari National
University of Singapore (NUS) yang bergiat pada seni tari yang bukan kesenian
setempat saja tetapi merambah pada kesenian dunia. Ilsa Tari NUS pun menjalin
kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat dalam menjalankan misinya sebagai
satu kegiatan pengabdian masyarakat atau community
development di Singapura. Meskipun NUS bukanlah univeritas yang memiliki
program seni seara khusus tetapi dalam pengabdian masyarakat memiliki pusat kesenian yang sangat
bergengsi. Berbagai festival kesenian dunia sering dilaku di kawasan pusat
seninya.
Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Institut Kesenian
Jakarta. Setiap fakultas memiliki program pengabdian masyarakat yang dirancang
menjadi sebuah program yang global, seperti Indonesia Dance Festival (IDF) dan
Art Cinema FFTV. Indonesian Dance Festival ditujukan untuk member apresiasi dan
sekaligus pembinaan masyarakat dalam bidang tari dalam tingkat internasional.
Programnya selain pertunjukan, seminar dan workshop juga turun ke masyarakat
untuk melihat secara langsung talenta-talenta dalam tari untuk diberi peluang
dalam dunia tari. Sedangkan Art Cinema FFTV memiliki program pengarahan
masyarakat untuk menonton film-film yang bermutu sebagai perimbangan
bertumbuhannya film-film yang tak layak kadang untuk ditonton. Selain itu juga
untuk meningkatkan keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan seni film
dan televisi secara mudah dan murah serta semakin dekat kawasannya.
2. Lembaga
Swadaya Masyarakat
Langkan Budaya Taratak yang didirikan lebih dari 20 tahun
yang lalu di Jakarta. Selama itu pula bergiat dalam pengabdian masyarakat
melalui seni budaya. Diawali sebagai wadah bagi seniman untuk berkarya dalam
berbagai disiplin seni kemudian meningkatkan dirinya dalam merevitalisasi seni
pertunjukan di berbagai daerah di Indonesia dan menumbuhkan manajemen
pengelolaannya dengan menyesuaikan kondisi setempat.
Sekarang berpusat di Jambi dengan berbagai kegiatan
pembangunan masyarakat melalui kesenian dengan menyelenggarakan pembinaan seni
tari dan musik untuk anak dan remaja,
pemutaran film-film dokumenter secara rutin setiap bulan bagi masyarakat secara
cuma-cuma, melaksanakan pertunjukan dan festival kerakyatan yang melibatkan
berbagai daerah, melaksanakan seminar – diskusi – workshop dan pelatihan khusus
dalam berbagai disiplin seni. Langkan Budaya Taratak memiliki visi dan misi
peningkatan kualitas pemahaman seni budaya masyarakat, memelihara seni budaya
dan lingkungan. Revitalisasi Seni Pertunjukan
Tradisional yang telah diselenggarakan antara lain di Aceh, Riau, Kepulauan
Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jakarta, Kalimantan Timur, Nusatenggara
Timur, Bengkulu, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, Malaysia, Singapura.
3. Yayasan
Ford Foundation telah memberi jasa hibah untuk program seni
selama lebih dari 60 tahun di Indonesia. Yayasan ini biasanya memberi hibah dan
bantuan untuk berbagai disiplin seni yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat
tertentu dan juga bagi masyarakat luas. Beberapa yang mendapat perhatian Ford
Foudation adalah Program Apresiasi Seni Pertunjukan untuk siswa di Jakarta.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan pengalaman secara teknis
bagaimana seni pertunjukan tradisi dilakukan dengan baik dan dipahami akar
budayanya. Sedangkan yang lain adalah bagaimana meningkatkan manajemen
organisasi budaya di Indonesia agar organisasi-organisasi budaya dapat tumbuh
dan berkembang lebih baik lagi. Disamping itu, secara individu yang kuat dan
kompeten diberikan pula hibah dan bantuan bagi seniman yang memang diketahui
memiliki pengabdian masyarakat yang telah teruji.
Japan Foundation dan Asian Center pun memiliki bantuan
program pengabdian masyarakat yang beragam. Hibah yang yang pernah diberikan diperuntukkan bagi
Program Pendidikan Seni untuk pelajar Sekolah Dasar (SD), Program Saling
Pengertian antar Kebudayaan, Revitalisasi Seni Pertunjukan Tradisional dan
lainnya. Salah satu pendampingnya adalah Yayasan Kelola untuk seni budaya
sedangkan Lembaga Pengembangan Manjaemen untuk bidang manajemen.
Yayasan Warisan Johor merupakan sebuah yayasan yang
memiliki salah satu programnya berkonsenterasi untuk menghidupkan kembali zapin
di Malaysia. Program yang dijalankan ini telah dimulai sejak tahun 1995 dimana
kegiatan dan tokoh-tokoh zapin telah mengalami ambang kepunahan. Program ini
kemudian berjalan dengan baik dan dibutuhkan tenaga yang memang secara sukarela
mau menghidupkan kembali seni zapin atas arahan dan dukungan yayasan. Program
ini akhirnya berkembang dan menjadi luas sampai ke Indonesia dan Negara
tetangga lainnya. Bahkan meluas hingga ke kawasan melayu secara global.
4. Perusahaan
Setiap perusahaan besar di Indonesia bahkan di dunia
mempunyai suatu kewajiban untuk melaksanakan program pengabdian masyarakat
untuk seni budaya. Program yang dilancarkan dimasukkan dalam kategori Corporate Social Responsibility (CSR)
atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
Perusahaan Sampoerna menyisihkan dana perusahaan mereka
untuk memberikan hibah terhadap ekonomi, pendidikan, darurat bencana dan
lingkungan. Program Pendidikan memiliki jangkauan yang luas dan salah satunya
adalah untuki pendidikan masyarakat terhadap seni budaya.
Beberapa perusahaan yang memiliki program serupa adalah
Coca Cola, Unilever, Nestley, Aqua, dan lainnya.
5. Pemerintah
Salah satu yang sangat memperhatikan program pengabdian
masyaraakt yang didukung langsung oleh pemerintahannya adalah Singapura. Sebuah
Divisi yang disiapkan untuk itu adalah People’s Association yang memiliki
tujuan untuk melihat dan membina masyarakat dalam life style and life skill atau gaya hidup dan keahlian.
People’s Association membawahi Community Centre atau Balai Rakyat yang tersebar di setiap kawasan
di Singapura. Masyarakat bisa mendaptkan berbagai keahlian dan arahan dalam
kehidupan yang dijalani pada berbagai profesi. Termasuk pembinaan seni budaya
dari 3 etnis yaitu Cina, Melayu dan India serta perkembangan seni budaya yang
menglobal.
PENUTUP
Dengan melihat dan mengetahui secara singkat tentang
program-program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh berbagai institusi
diharapkan dapat memberi gambaran serta peluang bagi semua yang ingin lebih
memajukan program-program pengabdian masyarakat.
Peluang sesungguhnya sangat banyak dan memungkinkan untuk
diraih. Keterbukaan dan disiplin dalam berbagai aspek serta berpikir luas dan
kreatif tentu sangat menentukan keberhasilan dalam menjalankan dan
mengembangkan program pengabdian masyarakat. Ternyata bukan hanya dapat
dilakukan terkait dengan kampus atau perguruan tinggi saja. Pengabdian
masyarakat dapat dikembangtumbuhkan dengan berbagai institusi yang memang
memiliki kebijakan dan kewajiban kearah tersebut.
Pengabdian masyarakat memerlukan talenta atau keahlian
yang sesuai dengan bentuk atau program yang akan dijalankan. Oleh sebab itu,
janganlah mencoba program pengabdian masyarakat yang tidak sesuai dengan
kemampuan kita. Apabila ingin mencoba untuk mendapatkan pengalaman baru
sebaiknya bergabung dengan institusi, kelompok atau individu lain yang memang
sudah sering menjalankan program tersebut.
Program pengabdian masyarakat didasari oleh keikhlasan
dan memang berhasrat untuk membantu mengembangtumbuhkan masyarakat dalam
berbagai bidang untuk kemakmuran bersama. Untuk itu, pendekatan berbagai ilmu
yang mendukung program seperti ilmu sosial, psikologi, manajemen, dan ilmu
terapan lainnya sangat diperlukan. Setidaknya menjadi banding bagi ilmu yang
kita dalami sendiri.
Laporan hasil
kerja sangatlah penting bukan hanya sebagai pertanggunjawaban semata tetapi
dapat menjadi referensi bagi yang lain, dan tak kalah pentingnya adalah untuk
bahan promosi kepada institusi-institusi lainnya yang berkecimpung dalam
program serupa. Komunikasi dan informasi sangatlah berharga dalam memupuk
kerjasama dalam setiap langkah kerja yang mensejahterakan masyarakat luas.
Semoga tulisan ini dapat menumbuhkan ide-ide baru serta
merangsang untuk melakukan program-program bagi pemberdayaan dan peningkatan
kehidupan masyarakat melalui seni budaya.
Jambi,
25 Januari 2010.
SUMBER
INFORMASI
1. Situs
Corporate Social Responsibilty (CSR) untuk Perusahaan-perusahaan di Indonesia,
Singapura dan Amerika.
2. Situs
Japan Foundation, Ford Foundation, Asian Center, Asian Cultural Council,
Yayasan Warisan Johor, Sampoerna Foundation.
3. Situs
Kelola, Langkan Budaya Taratak, LPM Institute of Management.
4. Situs
IKJ dan NUS.
5. Wawancara
dengan berbagai Public Relations (PR),
CSR dan Yayasan.
6. Pengalaman
personal dalam program pengabdian masyarakat.
di sadur dari sebuah makalah
oleh Tom Ibnur
Dipublikasikan
oleh
Ayurizal S.Sn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar