Senin, 28 November 2011

Makalah ini dipresentasikan dalam Seminar Hasil Pengabdian Masyarakat Pengajar STSI Padangpanjang pada tanggal 16 Pebruari 2010 diI ISI Padangpanjang.


Makalah ini dipresentasikan dalam
Seminar Hasil Pengabdian Masyarakat Pengajar STSI Padangpanjang
pada tanggal 16 Pebruari 2010 diI ISI Padangpanjang.

PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT
DAN PELUANG KE DEPAN
Oleh : Tom Ibnur

PENGANTAR
Ketika pengabdian masyarakat dilakukan dalam sebuah perguruan tinggi oleh setiap orang atau kelompok tertentu banyak yang berpikir bahwa hal itu sebagai suatu kegiatan yang mungkin wajib dilakukan karena berkaitan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Setelah kegiatan tersebut usai, yang dirasakan pertama adalah kelegaan bahwa kewajiban telah dilaksanakan dan dituangkan dalam sebuah laporan. Kemudian laporan tersimpan sebagai arsip di perpustakaan perguruan tinggi atau di rak buku masing-masing di rumah. Dia akan dicari dan dipergunakan kembali ketika datang saatnya kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan lagi oleh orang atau kelompok lain. Setidaknya menjadi rujukan atau referensi yang dapat menambah pengetahuan dan informasi terhadap lahan atau tempat di mana pengabdian masyarakat itu dilaksanakan. Siklus ini pun berlangsung terus menerus.
Namun adakah yang mengetahui dan memikirkan sebuah kelanjutan dari kegiatan pengabdian masyarakat tersebut. Sehingga hasil yang dicapai tidak terbuang percuma sebagai sebuah pengalaman saja atau sekedar melaksanakan kewajiban yang dijelaskan di atas. Ternyata banyak juga yang melakukannya tetapi tak sedikit pula yang tidak meneruskan apa yang telah dia capai.
Mengintip ilmu sosial mengatakan bahwa masyarakat mengalami perubahan sepanjang masa. Perubahan itu ada yang samar, ada yang mencolok, ada yang lambat, ada yang cepat, ada yang sebagian terbatas, ada yang menyeluruh. Perubahan dapat berupa pergeseran nilai sosial, perilaku, susunan organisasi, lembaga sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan dan wewenang dan sebagainya. Semua perubahan itu ada yang maju (progress)  dan ada yang mundur. Inti perubahan sosial ialah faktor dinamika manusianya yang kreatif. Anggota masyarakat harus bersikap terbuka bahkan ia secara kreatif menciptakan kondisi perubahan, terutama di bidang ekonomi dan pola hidup sehari-hari. Perubahan sosial bersifat berantai melibatkan segala aspek kehidupan dan kadang diselingi gejolak konflik berupa proses perubahannya.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, namun dalam kenyataan hidup keduanya tidak bisa dipisahkan. Perubahan bidang kesenian, pengetahuan, filsafat dan juga menjadi bagian dari perubahan sosial, meskipun secara teoritis jelas berbeda. Kekaburan itu terjadi karena tidak ada masyarakat yang tidak berkebudayaan dan tidak ada kebudayaan yang tidak terwujud dalam masyarakat. Keduanya bersangkut paut dengan aspek penerimaan bidang kebudayaan tanpa berakibat perubahan sosial, misalnya perubahan kesenian, bahasa dan sebagainya tidak menimbulkan perubahan pada pola hubungan sosial atau terhadap lembaga sosial seperti perkawinan, hak milik, perguruan tinggi dan sebagainya.
Dengan dasar pemikiran di atas jelas secara cepat semestinya kita beralih ke era modernisasi yang mencakupi transformasi total dari kondisi tradisional ke  arah pola ekonomis dan politik. Manusia berusaha menguasai ruang dan waktu melalui berbagai peralatan hidup berupa hasil teknologi canggih. Secara umum syarat modernisasi meliputi; cara berfikir yang alamiah, sistem analisa data atau fakta yang metodik, sistem administrasi yang efisien, sentralisasi wewenang perencanaan sosial, ada iklim yang mendukung perubahan baru, disiplin yang tinggi pada waktu dan aturan main, inovasi dan modifikasi dalam segala bidang secara berantai. Kini perubahan sosial mengalami kemajuan pesat berkat kemajuan sains dan teknologi, khususnya media massa yang mampu meniadakan batas territorial. Secara jitu perubahan sosial dunia digambarkan oleh Alvin Toffler dalam tiga gelombang, yaitu Era Agraria Tradisional (8000 SM – 1700), Era Industrialisasi (1700 – 1970), dan Era Informasi dan Komunikasi (1970 – 2000). Secara umum perubahan sosial yang kini dialami manusia disebut Era Modernisasi. Yang tidak sama dengan Westernisasi ataupun Reformasi yang hanya menekannkan aspek rehabilitasi. Modernisasi bersifat preventif dan konstruktif dan harus dapat memproyeksikan hal-hal yang mungkin timbul, bahkan harus selektif terhadap berbagai aspirasi pembaharuan dan perilaku menyimpang.
Kalau begitu kita ternyata tidak sekedar mengintip dan bergenit-genit dengan ilmu sosial tapi mengkaitkannya secara kreatif dan tepat untuk melihat dan menuju masa depan sebuah pengabdian masyarakat. Melalui seni budaya sebuah pengabdian masyarakat membutuhkan seperti apa yang digariskan di atas bahwa dengan berfikir alamiah, kerja kreatif, disiplin  waktu dan aturan, terencana, administrasi yang efisien, inovatif dan modifikatif, menguasai sains dan teknologi, akan dapat sejajar dengan kemajuan bertindak dalam era modernisasi. Beberapa contoh dari berbagai kegiatan pengabdian masyarakat  yang dapat diterjemahkan sebagai community development akan dibentangkan dari berbagai kerja kelompok swadaya masyarakat, yayasan, dan pemerintah yang memungkinkan memberi peluang bagi yang ingin mengembangkannya menjadi sebuah kegiatan atau profesi yang menjanjikan. 
Tulisan ini juga merupakan pengalaman yang panjang dari penulis sendiri yang telah bergiat lebih dari 40 tahun dalam program pengabdian masyarakat. Mulai dari seni budaya, ekonomi dan lingkungan di berbagai daerah di Indonesia dan negara tetangga Malaysia dan Singapura. .
RAGAM KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
Banyak corak kegiatan yang dilakukan dalam program pengabdian masyarakat. Tercatat bahwa program pengabdian masyarakat dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan, seperti; politik, ekonomi, kebudayaan, kesehatan, hak asasi manusia, pemberdayaan perempuan, sikap mental, kemanusiaan, dan lainnya. Namun yang dibahas lebih mengarah pada kegiatan budaya atau lebih tajam terhadap kesenian. Seperti apa yang telah dilakukan oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang seperti; pelatihan randai, talempong, dendang, teater, baca notasi, bina musika, akting, paduan suara, teknik aransemen, motif-motif ukiran tradisional, dan ukir kaligrafi, dengan sasaran pada siswa dan masyarakat. Tempat pengabdian masyarakatpun bervariasi baik di pedesaan maupun di perkotaan. Melihat kegiatan tersebut sangat jelas bahwa pengabdian masyarakat yang dilakukan sesuai dengan jenis atau kategori perguruan tinggi Meskipun kegiatan pengabdian masyarakat tidak semestinya harus seiring atau sesuai dengan jenis perguruan tinggi.
Kegiatan serupa pun dilakukan pula oleh perguruan tinggi seni lainnya yang ada di Indonesia. Jika dikumpulkan data yang didapat dari setiap program pengabdian masyarakat yang telah dilakukan maka akan menjadi seperangkat data dan informasi yang sangat berharga. Bukan hanya untuk kebutuhan perguruan tinggi terkait saja, tetapi juga bagi individual maupun kelompok di dalam maupun di luar perguruan tinggi. Ini pula kemudian menjadi panutan bagi pihak-pihak lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perguruan tinggi, yayasan, perusahaan, bahkan pemerintah untuk mengembangkan Pengabdian Masyarakat menjadi  program dalam pembangunan masyarakat di bidang seni budaya.
Memang tidak semua yang terkait dalam kegiatan pengabdian masyarakat kemudian  mengembangkannya menjadi program terencana untuk masa depan. Atau menjadikan pengabdian masyarakat sebagai profesi. Misalnya, bertindak sebagai pelaku atau pekerja, pengarah, konsultan dan lainnya. Tetapi bagi yang ingin mengembangkannya diperlukan tahap-tahap kegiatan mulai dari pengolahan data sampai pelaksanaan dan pelaporan yang terencana dengan baik. Kegiatan tersebut meliputi:
1.    Analisa Data.
Merupakan kegiatan meneliti dan mengurai data-data yang ada sebagai hasil dari berbagai kegiatan pengabdian masyarakat.
2.    Uji Data dan Penyempurnaan.
Menguji ulang data-data yang telah dianalisa di tempat kegiatan pengabdian masyarakat. Kemudian melengkapi data yang diperlukan sebagai penyempurnaan data untuk digunakan dalam menjalankan program.
3.     Menentukan Tujuan Program.
Data yang didapat dapat digunakan sebagai lanjutan untuk menentukan tujuan program. Data dapat memberi beragam tujuan namun perlu ditentukan secara tepat mana tujuan yang paling diprioritaskan. 
4.    Penyusunan Proposal
Proposal merupakan kemasan data yang ditulis dengan jelas, ringkas dan tepat terhadap tujuan yang diinginkan.
5.    Presentasi
Bagian dari kegitan untuk menjelaskan proposal dengan pihak yang terkait dengan proposal tersebut. Terkadang dapat terjadi diskusi sampai  selisih pendapat untuk mendapatkan hasil akhir yang disetujui kedua atau berbagai belah pihak.
6.    Pelaksanaan Program
Pelaksanaan secara teknis yang sesuai dengan proposal. Apabila terjadi penyimpangan harus memiliki alasan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
7.    Pengawasan Program
Dilakukan untuk menjaga dan mengawasi berjalannya program agar sesuai dengan yang direncanakan.
8.    Laporan
Merupakan pertanggungjawaban secara tertulis dan menjadi data baru untuk menjalankan program lanjutan.
Tahap-tahap di atas merupakan tahapan dasar yang sering dilakukan. Namun dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan jenis program yang akan dijalankan. Terkadang ada bagian-bagian yang tak perlu lagi dilakukan terutama bila telah berjalan beberapa program dengan baik dan dan dinilai sesuai dengan tujuan program dalam perencanaan yang diberikan.

HIBAH, BANTUAN, DAN KERJASAMA
Menukik pada pihak-pihak yang berkonsenterasi dengan program pengabdian masyarakat bisa didapat dalam berbagai jenis organisasi. Misalnya, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perguruan tinggi, yayasan, perusahaan, bahkan pemerintah yang telah mencadangkan dana untuk program tersebut. Pencairan dananya sangat terkait dengan tujuan organisasi pemberi dana, kualitas individual atau kelompok yang mengajukan proposal, rekomendasi dari organisasi sejenis atau individu yang dipercaya, adanya organisasi pendamping dalam pendanaan atau modal dasar – finansial atau tenaga dan fasilitas yang tersedia – dan dapat juga yang dimiliki oleh individual atau kelompok yang mendapat program.
Berbagai lembaga yang bergiat dalam pengabdian masyarakat ada yang memberikan secara fasilitas teknis tetapi ada pula yang memang menjadi lembaga pemberi bantuan atau hibah secara finansial.    
1.    Perguruan Tinggi
Liga Tari Krida Budaya Universitas Indonesia merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam kegiatan tari di Universitas Indonesia. Secara bertahap UKM ini dapat diberdayakan sebagai salah satu kelompok yang dijalankan sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat. Dimana UKM ini melibatkan masyarakat melalui tenaga ahli dalam bidang seni untuk melakukan pembinaan secara professional. Kemudian meningkatkan pula bidang manajemennya sehingga dapat memberdayakan diri sendiri melalui program kemasyarakatan, seperti; menggiatkan kembali kesenian-kesenian yang dirasakan mengalami kemunduran dalam pengembangannya, menyelenggarakan workshop kesenian untuk masyarakat, dan membuat hubungan secara global dalam mengikuti berbagai festival kesenian di dunia sebagai salah satu pengabdian terhadap pengembangan dan promosi seni budaya Indonesia di luar negeri.

Hal serupa dilakukan pula oleh Ilsa Tari National University of Singapore (NUS) yang bergiat pada seni tari yang bukan kesenian setempat saja tetapi merambah pada kesenian dunia. Ilsa Tari NUS pun menjalin kerjasama dengan kelompok-kelompok masyarakat dalam menjalankan misinya sebagai satu kegiatan pengabdian masyarakat atau community development di Singapura. Meskipun NUS bukanlah univeritas yang memiliki program seni seara khusus tetapi dalam pengabdian masyarakat  memiliki pusat kesenian yang sangat bergengsi. Berbagai festival kesenian dunia sering dilaku di kawasan pusat seninya.

Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Institut Kesenian Jakarta. Setiap fakultas memiliki program pengabdian masyarakat yang dirancang menjadi sebuah program yang global, seperti Indonesia Dance Festival (IDF) dan Art Cinema FFTV. Indonesian Dance Festival ditujukan untuk member apresiasi dan sekaligus pembinaan masyarakat dalam bidang tari dalam tingkat internasional. Programnya selain pertunjukan, seminar dan workshop juga turun ke masyarakat untuk melihat secara langsung talenta-talenta dalam tari untuk diberi peluang dalam dunia tari. Sedangkan Art Cinema FFTV memiliki program pengarahan masyarakat untuk menonton film-film yang bermutu sebagai perimbangan bertumbuhannya film-film yang tak layak kadang untuk ditonton. Selain itu juga untuk meningkatkan keinginan masyarakat untuk mendapatkan pendidikan seni film dan televisi secara mudah dan murah serta semakin dekat kawasannya.  

2.    Lembaga Swadaya Masyarakat
Langkan Budaya Taratak yang didirikan lebih dari 20 tahun yang lalu di Jakarta. Selama itu pula bergiat dalam pengabdian masyarakat melalui seni budaya. Diawali sebagai wadah bagi seniman untuk berkarya dalam berbagai disiplin seni kemudian meningkatkan dirinya dalam merevitalisasi seni pertunjukan di berbagai daerah di Indonesia dan menumbuhkan manajemen pengelolaannya dengan menyesuaikan kondisi setempat.

Sekarang berpusat di Jambi dengan berbagai kegiatan pembangunan masyarakat melalui kesenian dengan menyelenggarakan pembinaan seni tari dan  musik untuk anak dan remaja, pemutaran film-film dokumenter secara rutin setiap bulan bagi masyarakat secara cuma-cuma, melaksanakan pertunjukan dan festival kerakyatan yang melibatkan berbagai daerah, melaksanakan seminar – diskusi – workshop dan pelatihan khusus dalam berbagai disiplin seni. Langkan Budaya Taratak memiliki visi dan misi peningkatan kualitas pemahaman seni budaya masyarakat, memelihara seni budaya dan lingkungan.  Revitalisasi Seni Pertunjukan Tradisional yang telah diselenggarakan antara lain di Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jakarta, Kalimantan Timur, Nusatenggara Timur, Bengkulu, Bangka Belitung, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Malaysia, Singapura.

3.    Yayasan
Ford Foundation telah memberi jasa hibah untuk program seni selama lebih dari 60 tahun di Indonesia. Yayasan ini biasanya memberi hibah dan bantuan untuk berbagai disiplin seni yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat tertentu dan juga bagi masyarakat luas. Beberapa yang mendapat perhatian Ford Foudation adalah Program Apresiasi Seni Pertunjukan untuk siswa di Jakarta. Program ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi dan pengalaman secara teknis bagaimana seni pertunjukan tradisi dilakukan dengan baik dan dipahami akar budayanya. Sedangkan yang lain adalah bagaimana meningkatkan manajemen organisasi budaya di Indonesia agar organisasi-organisasi budaya dapat tumbuh dan berkembang lebih baik lagi. Disamping itu, secara individu yang kuat dan kompeten diberikan pula hibah dan bantuan bagi seniman yang memang diketahui memiliki pengabdian masyarakat yang telah teruji.

Japan Foundation dan Asian Center pun memiliki bantuan program pengabdian masyarakat yang beragam. Hibah yang  yang pernah diberikan diperuntukkan bagi Program Pendidikan Seni untuk pelajar Sekolah Dasar (SD), Program Saling Pengertian antar Kebudayaan, Revitalisasi Seni Pertunjukan Tradisional dan lainnya. Salah satu pendampingnya adalah Yayasan Kelola untuk seni budaya sedangkan Lembaga Pengembangan Manjaemen untuk bidang manajemen.

Yayasan Warisan Johor merupakan sebuah yayasan yang memiliki salah satu programnya berkonsenterasi untuk menghidupkan kembali zapin di Malaysia. Program yang dijalankan ini telah dimulai sejak tahun 1995 dimana kegiatan dan tokoh-tokoh zapin telah mengalami ambang kepunahan. Program ini kemudian berjalan dengan baik dan dibutuhkan tenaga yang memang secara sukarela mau menghidupkan kembali seni zapin atas arahan dan dukungan yayasan. Program ini akhirnya berkembang dan menjadi luas sampai ke Indonesia dan Negara tetangga lainnya. Bahkan meluas hingga ke kawasan melayu secara global.
   
4.    Perusahaan
Setiap perusahaan besar di Indonesia bahkan di dunia mempunyai suatu kewajiban untuk melaksanakan program pengabdian masyarakat untuk seni budaya. Program yang dilancarkan dimasukkan dalam kategori Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.

Perusahaan Sampoerna menyisihkan dana perusahaan mereka untuk memberikan hibah terhadap ekonomi, pendidikan, darurat bencana dan lingkungan. Program Pendidikan memiliki jangkauan yang luas dan salah satunya adalah untuki pendidikan masyarakat terhadap seni budaya.

Beberapa perusahaan yang memiliki program serupa adalah Coca Cola, Unilever, Nestley, Aqua, dan lainnya.  

5.    Pemerintah
Salah satu yang sangat memperhatikan program pengabdian masyaraakt yang didukung langsung oleh pemerintahannya adalah Singapura. Sebuah Divisi yang disiapkan untuk itu adalah People’s Association yang memiliki tujuan untuk melihat dan membina masyarakat dalam life style and life skill atau gaya hidup dan keahlian.

People’s Association membawahi Community Centre atau Balai Rakyat yang tersebar di setiap kawasan di Singapura. Masyarakat bisa mendaptkan berbagai keahlian dan arahan dalam kehidupan yang dijalani pada berbagai profesi. Termasuk pembinaan seni budaya dari 3 etnis yaitu Cina, Melayu dan India serta perkembangan seni budaya yang menglobal.

PENUTUP
Dengan melihat dan mengetahui secara singkat tentang program-program pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh berbagai institusi diharapkan dapat memberi gambaran serta peluang bagi semua yang ingin lebih memajukan program-program pengabdian masyarakat. 
Peluang sesungguhnya sangat banyak dan memungkinkan untuk diraih. Keterbukaan dan disiplin dalam berbagai aspek serta berpikir luas dan kreatif tentu sangat menentukan keberhasilan dalam menjalankan dan mengembangkan program pengabdian masyarakat. Ternyata bukan hanya dapat dilakukan terkait dengan kampus atau perguruan tinggi saja. Pengabdian masyarakat dapat dikembangtumbuhkan dengan berbagai institusi yang memang memiliki kebijakan dan kewajiban kearah tersebut. 
Pengabdian masyarakat memerlukan talenta atau keahlian yang sesuai dengan bentuk atau program yang akan dijalankan. Oleh sebab itu, janganlah mencoba program pengabdian masyarakat yang tidak sesuai dengan kemampuan kita. Apabila ingin mencoba untuk mendapatkan pengalaman baru sebaiknya bergabung dengan institusi, kelompok atau individu lain yang memang sudah sering menjalankan program tersebut.
Program pengabdian masyarakat didasari oleh keikhlasan dan memang berhasrat untuk membantu mengembangtumbuhkan masyarakat dalam berbagai bidang untuk kemakmuran bersama. Untuk itu, pendekatan berbagai ilmu yang mendukung program seperti ilmu sosial, psikologi, manajemen, dan ilmu terapan lainnya sangat diperlukan. Setidaknya menjadi banding bagi ilmu yang kita dalami sendiri.
 Laporan hasil kerja sangatlah penting bukan hanya sebagai pertanggunjawaban semata tetapi dapat menjadi referensi bagi yang lain, dan tak kalah pentingnya adalah untuk bahan promosi kepada institusi-institusi lainnya yang berkecimpung dalam program serupa. Komunikasi dan informasi sangatlah berharga dalam memupuk kerjasama dalam setiap langkah kerja yang mensejahterakan masyarakat luas.
Semoga tulisan ini dapat menumbuhkan ide-ide baru serta merangsang untuk melakukan program-program bagi pemberdayaan dan peningkatan kehidupan masyarakat melalui seni budaya.

Jambi, 25 Januari 2010.

SUMBER INFORMASI
1.    Situs Corporate Social Responsibilty (CSR) untuk Perusahaan-perusahaan di Indonesia, Singapura dan Amerika.
2.    Situs Japan Foundation, Ford Foundation, Asian Center, Asian Cultural Council, Yayasan Warisan Johor, Sampoerna Foundation.
3.    Situs Kelola, Langkan Budaya Taratak, LPM Institute of Management.
4.    Situs IKJ dan NUS.
5.    Wawancara dengan berbagai Public Relations (PR),  CSR dan Yayasan.
6.    Pengalaman personal dalam program pengabdian masyarakat.

 di sadur dari sebuah makalah
oleh Tom Ibnur
Dipublikasikan 
oleh 
Ayurizal S.Sn



Tidak ada komentar:

Posting Komentar