Pelaksana : DRS. GITRIF YUNUNUS, M.Si.
Publisher : Ayurizal S.Sn
ABSTRAK
Terbukti
di lapangan bahwa perlakuan terhadap mata pelajaran yang tercantum di dalam
kurikulum Sekolah Dasar belumlah adil. Mata pelajaran-mata pelajaran tertentu “dianak-kandungkan”
dan mata pelajaran yang lain “dianak-tirikan atau dianak-dapatkan” dalam
penyelenggaraannya. Mata pelajaran tertentu dianggap penting dan mata pelajaran
lain—seperti mata pelajaran SBK misalnya, dianggap kurang/tidak penting, sehingga
tidak diurus/diselenggarakan secara maksimal. Guru-guru yang mengajar mata
pelajaran tertentu, seperti mata pelajaran Matamatika, Bahasa Indonesia, IPA,
IPS, Olah Raga, dan Agama misalnya, dipersiapkan sedemikian rupa melalui
penyuluhan-penyuluhan, penataran-penataran, dan pelatihan-pelatihan secara
resmi atau disediakan guru khusus seperti untuk mata pelajaran Olah Raga dan
Agama, sedangkan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) diajarkan
oleh guru-guru yang tidak/belum berkopetensi untuk itu atau belum diberikan
bekal dasar untuk menjadi guru mata pelajaran SBK tersebut.
Kebijakan-kebijakan yang
tidak adil seperti dikemukakan di atas
membuat/menciptakan ketimpangan-ketimpangan dalam proses pendidikan.
Anak didik yang seyogiyanya diberikan bekal keterampilan sejak dini (Sekolah
Dasar) dalam rangka mengantisipasi pengangguran dan penciptaan lapangan kerja ke
depan justru mata pelajaran yang dapat mempersiapkan keterampilan dan kemandirian
itu yang diabaikan dalam penyelenggaraannya.
Penyuluhan, penataran, dan
pelatihan ini dimaksudkan untuk membantu atau mengurangi kekurangan/kelemahan
yang sedang terjadi, kami berupaya sesuai kemampuan dan keterbatasan untuk
berbagi (sharing) pengetahuan dan pengalaman dalam rangka memberikan bekal
dasar kepada rekan-rekan para guru SD yang ditugasi Kepala Sekolahnya
mengajarkan mata pelajaran SBK tersebut. Melalui kegiatan ini diharapkan agar
rekan-rekan para guru kelas yang diberdayakan atau diberi tanggung-jawab
mengajar SBK mendapat bekal yang berguna dalam pelaksanaan tugasnya di sekolah
masing-masing. Semoga!
BAB I
PENDAHULUAN
- Analisis Situasi
Pada
tingkat pendidikan Sekolah Dasar terdapat 8 (delapan) mata pelajaran wajib
Nasional, yaitu: (1) Bahasa Indonesia, (2) Agama, (3) Matematika, (4) Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), (5) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (6) Pendidikan
Kewarga-Negaraan (PKN), (7) Olah Raga, dan (8) Seni Budaya dan Keterampilan.
Di samping
mata pelajaran wajib Nasional itu di Propinsi Sumatera Barat umumnya, dan
khususnya di kabupaten Lima Puluh Kota ada beberapa mata pelajaran yang
termasuk kelompok Muatan Lokal, yaitu mata pelajaran: (1) Budaya Alam
Minangkabau, (2) Alquran, (3) Bahasa Inggris, dan lain-lain (disesuaikan dengan
kebutuhan daerah/lokal masing-masing).
Penyelenggaraan
pengajaran ditingkat Sekolah Dasar pada umumnya memakai sistem guru kelas.
Seorang guru memegang satu kelas diantara enam kelas yang ada (kelas I s/d kelas VI); dia wajib mengajar dan
mempertanggung-jawabkan semua mata pelajaran yang disediakan untuk kelas yang
dipegangnya. Memang sudah ada sekolah yang menyelenggarakan sistem bidang studi/mata
pelajaran, bahwa seorang guru hanya memegang satu atau dua bidang studi/mata
pelajaran (seperti yang dilakukan pada tingkat SLTP, SLTA, dan Perguruan
Tinggi), tetapi jumlahnya masih sangat terbatas disebabkan karena kekurangan
tenaga guru.
Konsekwensi
logis dari sistem guru kelas yang dipakai/diterapkan tersebut adalah bahwa
setiap guru kelas harus menguasai semua materi mata pelajaran wajib itu,
kecuali Mata Pelajaran Agama dan Olah Raga yang sudah tersedia/diangkat gurunya
secara khusus. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan
PKN para guru kelasnya diberikan penyuluhan, penataran, dan pelatihan yang intensif
dan terprogram secara khusus berdasarkan kebijakan Kantor Kementerian Pendidikan
di daerah setempat. Semua mata pelajaran yang disebutkan terakhir dapat
dikuasai isi/muatan kurikulum dan materi ajarnya oleh para guru melalui
pelatihan-pelatihan dan penataran-penataran terprogram yang dilaksanakan oleh
pihak Kantor Kementerian Pendidikan di daerah setempat.
Di sisi
lain, guru-guru mata pelajaran SBK di kecamatan Luak ini tidak/belum
diperlakukan seperti guru mata pelajaran lain; guru mata pelajaran SBK ini ditunjuk
oleh Kepala Sekolah, diberdayakan untuk mengajar mata pelajaran SBK, tetapi
kepada mereka tidak diberikan penyuluhan, penataran, dan pelatihan intensif yang
terprogram secara khusus seperti mata pelajaran lainnya.
Dari
kenyataan lapangan seperti itu tampak dengan jelas bahwa mata pelajaran SBK ini
masih dipandang sebelah mata, masih dianak-tirikan, masih diperlakukan secara
tidak adil oleh pihak pemegang kebijakan di bidang pendidikan, padahal melalui
mata pelajaran SBK ini anak didik dapat dipastikan akan mendapat bekal
keterampilan khusus (di bidang seni dan keterampilan) yang kemudian pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi (SLTP dan SLTA) dapat dikembangkan lagi menjadi
bekal keterampilan hidup (life-skill),
dan setelah tamat SLTA langsung bisa sebagai modal awal untuk memasuki lapangan
pekerjaan bahkan dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri.
Berdasarkan
angket yang saya bagikan kepada guru-guru mata pelajaran SBK di sekolah-sekolah
dasar dalam Kecamatan Luak, khusus berkenaan dengan pertanyaan: “apakah
dapat/belum dapat memahami isi/muatan kurikulum mata pelajaran SBK yang
diajarkan selama ini?”. Lebih dari 75 % memberikan jawaban tidak/belum dapat
memahami isi/muatan kurikulum mata pelajaran SBK yang menjadi tanggung jawab
mereka selama ini.
Berdasarkan
analisis situasi seperti dikemukakan di atas kemudian timbul ide dan inisiatif
saya untuk bekerja sama dengan pihak terkait—dalam hal ini Kepala UPT
Pendidikan tingkat Kecamatan, yaitu untuk melakukan satu langkah kongkret dalam
rangka membantu para guru “pahlawan tanpa tanda jasa” melalui penyelenggaraan
penyuluhan, penataran, dan pelatihan dalam rangka memahami isi/muatan kurikulum
mata pelajaran SBK yang notabene masih “dianak tirikan” itu.
Dengan
terselenggaranya penyuluhan, penataran, dan pelatihan ini, meskipun masih
sangat terbatas waktunya, diharapkan para guru mata pelajaran SBK di kecamatan
ini mulai secara berangsur/bertahap mengerti dan memahami isi/muatan kurikulum
mata pelajaran SBK yang diajarkannya dan murid-murid yang dibimbingnya dapat
menerima keterampilan yang dibutuhkan.
- Perumusan Masalah
Setelah
melakukan analisis situasi seperti dikemukakan di atas saya lanjutkan dengan upaya
memahami lebih jauh tentang kondisi dasar (pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan) guru-guru mata pelajaran SBK SD se kecamatan Luak ini, khususnya berkenaan
dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman rata-rata tentang muatan (isi)
kurikulum mata pelajaran SBK. Metode yang saya gunakan adalah pembagian (penyebaran)
angket. Angket yang saya bagikan itu berisi pertanyaan-pertanyaan ringan dan
mendasar untuk mengetahui tingkat penguasaan teoritis mereka dalam bidang seni,
khususnya seni musik, dan keterampilan. Hal lain yang ingin saya ketahui adalah
tingkat pemahaman rata-rata mereka tentang materi (bahan-bahan ajar), khususnya
teori musik dalam mata pelajaran SBK SD dari kelas I sampai kelas VI.
Berdasarkan
dua bekal pengetahuan itu (analisis siatuasi dan hasil penilaian angket) saya
sangat terbantu dalam merumuskan masalah yang akan saya tuntaskan melalui
pengabdian yang akan saya laksanakan selama lebih kurang 4—5 bulan atau
setidaknya melalui 17 kali pertemuan efektif.
Setelah
analisis angket yang saya lakukan itu saya komunikasikan dengan guru-guru peserta
LUHTARTIH terjadilah diskusi dan kesepakatan diantara kami tentang arah dari materi
penyuluhan. Karena pada waktu itu para guru peserta LUHTARTIH ini mendapat
tugas yang sangat mendesak, yaitu mengikuti perlombaan menyanyi tingkat SD di Kabupaten
Lima Puluh Kota, akhirnya rencana materi yang telah saya prioritaskan mengalami
perubahan, menyesuaikan dengan permohonan para peserta LUHTARTIH. Mereka
mengusulkan/menginginkan agar materi LUHTARTIH untuk beberapa minggu ke depan dialihkan
pada latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka” dalam
rangka persiapan mengikuti perlombaaan menyanyi tingkat SD yang diselenggarakan
pihak Kementerian Pendidikan.. Adapun alasan mereka adalah bahwa lagu-lagu
wajib yang harus “dibawakan/dinyanyikan” oleh anak-anak mereka dalam perlombaan
tersebut belum mereka ketahui/kuasai sama sekali, padahal mereka yang akan
mengajarkan lagu tersebut kepada anak-anak peserta perlombaan tersebut.
Lagu wajib
dalam perlombaan itu (notasinya diterima dari tingkat propinsi) dikirm dalam bentuk notasi balok, sementara
mereka tidak pandai membaca notasi balok. Karena itu mereka memohon agar materi
pelatihan yang dirancang semula dirubah. Beberapa pertemuan LUHTARTIH digunakan
untuk latihan menyanyi dalam rangka mengikuti perlombaan menyanyi tingkat SD
tersebut. Lagu wajib yang dikirim notasinya dari tingkat propinsi tersebut
adalah lagu “Indonesia Pusaka” karya Ismail Marzuki dan lagu “Indonesia Jaya”
karya Chaken M..
Akhirnya
didapatkan kesepakatan untuk melakukan perubahan materi penyuluhan. Semula
materi yang direncanakan adalah “Memahami isi (muatan kurikulum) mata pelajaran
SBK Kelas I sampai Kelas VI, dan memilih, menyajikan materi-materi yang
diperlukan untuk mengisi tuntutan muatan kurikulum tersebut serta mengaplikasikan dalam proses pembelajaran,
berubah menjadi: (1) “Pelatihan Menyanyikan lagu “Indonesia Jaya dan Indonesia
Pusaka”; (2) “Penyuluhan tentang Muatan Kurikulum SBK (diprioritaskan untuk Kls
I s/d III), dan (3) Penyuluhan dan Penataran tentang Dasar-Dasar Teori Musik
Umum”;
Akhirnya
masalah pengabdian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Guru-guru
mata pelajaran SBK SD se Kecamatan Luak pada umumnya tidak/belum memahami isi/muatan
kurikulum mata pelajaran SBK yang sehari-hari menjadi tugas mereka, sehingga
diperlukan adanya kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan, penataran, dan
pelatihan untuk mengatasi masalah tersebut.
2.
Guru-guru
mata pelajaran SBK SD se Kecamatan Luak pada umumnya tidak/belum mempunyai
pengetahuan dasar tentang teori musik umum, sehingga diperlukan adanya kegiatan
penyuluhan, penataran, dan pelatihan sebagai solusi dalam masalah tersebut;
3.
Guru-guru
mata pelajaran SBK SD se Kecamatan Luak pada umumnya tidak/belum punya kemampuan
dalam membaca notasi balok dan apalagi memainkan lagu-lagu yang ditulis dalam notasi
balok, sehingga diperlukan latihan yang intensif dalam hal itu agar mereka
mampu membaca dan menyanyikan lagu-lagu yang ditulis dalam notasi balok.
- Tujuan Kegiatan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai setelah penyelenggaraan penyuluhan, penataran ini selesai
adalah sebagai berikut:
a. Guru-guru peserta penyuluhan, penataran,
dan pelatihan (selanjutnya disingkat LUHTARTIH) ini diharapkan dapat memahami
kandungan (isi) kurikulum mata pelajaran SBK Sekolah Dasar yang menjadi
tanggung-jawabnya;.
b. Guru-guru peserta LUHTARTIH ini dapat
mengembangkan/melakukan pengayaan materi/bahan ajar mata pelajaran SBK Sekolah
Dasar yang menjadi tanggung-jawabnya.
c. Guru-guru peserta LUHTARTIH ini dapat
menguasai materi pengajaran yang relevan sesuai dengan tingkat kelas yang
diajarnya.
d. Guru-guru peserta LUHTARTIH ini dapat
menanamkan rasa musikalitas, baik dari aspek melodis ataupun aspek ritmis
kepada anak didik melalui latihan solfegio dan dikte musik sebelum praktek
menyanyi.
e. Guru-guru peserta LUHTARTIH ini dapat
membuat aransemen sederhana untuk lagu-lagu nasional dan lagu daerah yang
dipilih menjadi bahan pengajaran (terutama untuk kelas IV sampai kelas VI).
- Manfaat Kegiatan Pengabdian
Adapun manfaat yang diharapkan
dari kegiatan LUHTARTIH ini antara lain adalah:
- Dapat merangsang kreatifitas guru-guru dalam mengembangkan bakat murid-muridnya di bidang seni dan keterampilan;
- Dapat menambah pengetahuan guru-guru dalam bidang seni, baik secara teori ataupun praktek.
- Dapat menumbuhkan apresiasi murid-murid terhadap seni dan keterampilan sejak usia dini melalui materi dan metode pengajaran seni dan keterampilan.
- Dapat menjadi sumbangan yang berarti dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran mata pelajaran SBK Sekolah Dasar dimasa sekarang dan ke depan.
- Dapat memperlancar penyelenggaraan pengajaran SBK di sekolah-sekolah melalui penguasaan materi ajar secara optimal yang diterima melalui kegiatan LUHTARTIH.
BAB II
GAMBARAN SINGKAT KONDISI LOKASI
PENGABDIAN
Kegiatan
pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di Kecamatan Luak Kabupaten Lima
puluh Kota Propinsi Sumatera Barat. Kecamatan Luak adalah salah satu kecamatan dari
tiga belas kecamatan dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota,
terletak di sebelah Selatan wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, sebelah Barat
berbatas dengan Kecamatan Situjuh Limo Nagari dan kota Payakumbuh, sebelah
Timur berbatas dengan Kecamatan Lareh Sago Halaban, sebelah Utara berbatas
dengan nagari Taram Kecamatan Harau dan kota Payakumbuh, dan sebelah Selatan
berbatas dengan Gunung Sago.
Kecamatan Luak
ini terdiri dari empat ke-Nagari-an, yaitu: (1) Nagari Andaleh, (2) Nagari
Mungo, (3) Nagari Sungai Kamuyang, dan (4) Nagari Tanjuang Haro Sikabu-kabu,
berpenduduk lebih kurang ..... jiwa. Di
kecamatan Luak ini terdapat 22 (dua puluh dua) unit Sekolah Dasar Negeri.
Guru-guru yang bertugas pada 22 unit Sekolah Dasar Negeri tersebut berjumlah
293 orang. Di kecamatan Luak ini juga terdapat 3 (tiga) unit SLTP yang terdiri 2
(dua) unit SMP Negeri dan 1(satu) unit SMP Swasta (SMP Muhammadiayah). Untuk
tingkat SLTA di Kecamatan Luak ini ada 2 (dua) unit SMK, yaitu Sekolah
Peternakan Menengah Atas (SENAKMA) di Padang Mengatas dan SMK Negeri 1
Kecamatan Luak di Nagari Andaleh.
Di
Kecamatan Luak ini saya selenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam
bentuk LUHTARTIH. Kegiatan ini dipusatkan di Sekolah Dasar Negeri Nomor 1
Andaleh.
BAB III
MATERI DAN METODE PENYELENGGARAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Dalam rangka pemecahan masalah
sebagaimana disebutkan pada Bab I sub Bab B maka disusunlah kerangka pemecahan
masalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan angket dan melakukan pre-test pada pertemuan I (tatap muka pertama) untuk mengetahui tingkat pengetahuan
guru-guru peserta pelatihan. Materi angket dan pre-test adalah berkaitan dengan
muatan (isian) kurikulum mata pelajaran SBK dan berkaitan dengan materi-materi
ajar yang seharusnya dikuasai oleh guru-guru mata pelajaran SBK.
2. Menyusun materi penyuluhan, penataran, dan
pelatihan sejalan dengan hasil evaluasi angket dan pre-test yang dilakukan;
3. Menjelaskan/menyuluhkan pengertian dan
makna yang terkandung dalam kalimat-kalimat yang tercantum dalam Kurikulum Mata
Pelajaran SBK untuk masing-masing kelas.
4. Menjelaskan materi-materi yang seharusnya
diajarkan sesuai dengan isian kurikulum mengacu pada kurikulum untuk
masing-masing tingkat kelas.
5. Peserta pelatihan langsung mempraktekan
materi-materi pelatihan, seperti menirukan bunyi suara alat musik dengan vokal,
disebut dikte melodi, dan menirukan bunyi alat musik tanpa nada-nada, disebut
dengan dikte ritem.
Demikian dilakukan secara kontiniu selama berlangsungnya kegiatan ini. Maksudnya
adalah bahwa pada setiap kali pertemuan diselenggarakan, selalu dihadirkan
materi ajar yang bersifat teori dan materi ajar yang bersifat praktek.
B. Realisasi Pemecahan Masalah
Minggu Ke...
Tgl/Bln/Thn
|
Bentuk Kegiatan
|
I
Senin, 26-04-2010
|
1.Pembukaan
kegiatan LUHTARTIH secara resmi oleh Kepala UPT Pendidikan Kec.Luak.
2.Penyebaran
angket dan langsung penilaian secara bersama.
3.Diskusi/musyawarah
bahan/materi LUHTARTIH
|
II
Kamis,
06-05-2010
|
1. Praktek/Latihan menyanyikan tangganada,
latihan solfegio dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan tangganada dan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu
“Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik dasar: Media ungkap seni musik:
bunyi, desah, dan nada.
|
III
Kamis,
20-05-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, latihan solfegio, dan dikte
musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik dasar: Pitch, durasi, intensitas, dan
timbre
|
IV
Kamis,
27-05-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik: melodi, ritme, dan harmoni.
|
V
Kamis,
03-06-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik: Dasar-dasar Notasi Musik:
(a). Titinda dan tanda diam; (b). Pengertian titinada; (c) Nama, bentuk,
nilai, dan durasi not (d) Tuntunan Penulisan Titinada.
|
VI
Kamis,
10-06-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik: (a) Pengertian Tanda diam, (b) Nama,
bentuk, nilai, dan durasi, (c) Tuntunan penulisan tanda diam, (d) titik
harga/titik nilai.
|
VII
Kamis,
17-06-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik: (a) Garis paranada, (b) garis bantu,
(c) kunci.
|
VIII
24-06-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik: (a) Pengertian, (b) Macam-macam
kunci.
|
IX
Kamis,
01-07-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Penyuluhan/penataran tentang isian/muatan kurikulum mata pelajaran SBK
SD Kelas I semester I.
3. Penyuluhan/penataran tentang teori dasar musik: (a) Tanda kromatik
(pengertian, macam-macam tanda kromatik, dan tuntunan penulisan tanda
kromatik.
|
X
Kamis,
08-07-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganda, solfegio, dan diktre musik.
2. Penyuluhan/penataran tentang isian/muatan kurikulum SBK SD Kls I
Semester II.
3. Penyuluhan/penataran tentang teori dasar musik: (a) Birama, (b)
Pengertian birama, (c) Tanda birama, dan (d) Macam-macam birama.
|
XI
Kamis,
15-07-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Penyuluhan/penataran tentang isian/muatan kurikulum mata pelajaran SBK
SD Kls II semester I.
3. Penyuluhan/penataran tentang dasar teori musik: (a) Birama lanjutan;
(b) Birama gantung, (c) Syncope.
|
XII
Kamis,
22-07-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Penyuluhan/penataran tentang isian/muatan kurikulum mata pelajaran SBK
SD Kls II semester II.
3. Penyuluhan/penataran tentang dasar teori musik: (a) polimetrik, (b)
poliritmik.
|
XIII
Kamis,
29-07-2010
|
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Penyuluhan/penataran tentang isian/muatan kurikulum mata pelajaran SBK
SD Kls III semester I.
3. Penyuluhan/penataran tentang dasar teori musik: (a) tangganada
(pengertian), (b) Tangganada natural, (c) tangganada Berkruis.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar