Rabu, 07 Desember 2011

KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT : PENYULUHAN, PENATARAN, DAN PELATIHAN GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN LUAK KAB. LIMA PULUH KOTA: MEMAHAMI MUATAN KURIKULUM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN, SERTA APLIKASINYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN


Pelaksana : DRS. GITRIF YUNUNUS, M.Si.
Publisher : Ayurizal S.Sn

ABSTRAK

            Terbukti di lapangan bahwa perlakuan terhadap mata pelajaran yang tercantum di dalam kurikulum Sekolah Dasar belumlah adil. Mata pelajaran-mata pelajaran tertentu “dianak-kandungkan” dan mata pelajaran yang lain “dianak-tirikan atau dianak-dapatkan” dalam penyelenggaraannya. Mata pelajaran tertentu dianggap penting dan mata pelajaran lain—seperti mata pelajaran SBK misalnya, dianggap kurang/tidak penting, sehingga tidak diurus/diselenggarakan secara maksimal. Guru-guru yang mengajar mata pelajaran tertentu, seperti mata pelajaran Matamatika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Olah Raga, dan Agama misalnya, dipersiapkan sedemikian rupa melalui penyuluhan-penyuluhan, penataran-penataran, dan pelatihan-pelatihan secara resmi atau disediakan guru khusus seperti untuk mata pelajaran Olah Raga dan Agama, sedangkan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) diajarkan oleh guru-guru yang tidak/belum berkopetensi untuk itu atau belum diberikan bekal dasar untuk menjadi guru mata pelajaran SBK tersebut.  
            Kebijakan-kebijakan yang tidak adil seperti dikemukakan di atas  membuat/menciptakan ketimpangan-ketimpangan dalam proses pendidikan. Anak didik yang seyogiyanya diberikan bekal keterampilan sejak dini (Sekolah Dasar) dalam rangka mengantisipasi pengangguran dan penciptaan lapangan kerja ke depan justru mata pelajaran yang dapat mempersiapkan keterampilan dan kemandirian itu yang diabaikan dalam penyelenggaraannya.
            Penyuluhan, penataran, dan pelatihan ini dimaksudkan untuk membantu atau mengurangi kekurangan/kelemahan yang sedang terjadi, kami berupaya sesuai kemampuan dan keterbatasan untuk berbagi (sharing) pengetahuan dan pengalaman dalam rangka memberikan bekal dasar kepada rekan-rekan para guru SD yang ditugasi Kepala Sekolahnya mengajarkan mata pelajaran SBK tersebut. Melalui kegiatan ini diharapkan agar rekan-rekan para guru kelas yang diberdayakan atau diberi tanggung-jawab mengajar SBK mendapat bekal yang berguna dalam pelaksanaan tugasnya di sekolah masing-masing. Semoga!
                                                     
















BAB I

PENDAHULUAN

  1. Analisis Situasi
Pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar terdapat 8 (delapan) mata pelajaran wajib Nasional, yaitu: (1) Bahasa Indonesia, (2) Agama, (3) Matematika, (4) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), (5) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), (6) Pendidikan Kewarga-Negaraan (PKN), (7) Olah Raga, dan (8) Seni Budaya dan Keterampilan.     
Di samping mata pelajaran wajib Nasional itu di Propinsi Sumatera Barat umumnya, dan khususnya di kabupaten Lima Puluh Kota ada beberapa mata pelajaran yang termasuk kelompok Muatan Lokal, yaitu mata pelajaran: (1) Budaya Alam Minangkabau, (2) Alquran, (3) Bahasa Inggris, dan lain-lain (disesuaikan dengan kebutuhan daerah/lokal masing-masing).
Penyelenggaraan pengajaran ditingkat Sekolah Dasar pada umumnya memakai sistem guru kelas. Seorang guru memegang satu kelas diantara enam kelas yang ada  (kelas I s/d kelas VI); dia wajib mengajar dan mempertanggung-jawabkan semua mata pelajaran yang disediakan untuk kelas yang dipegangnya. Memang sudah ada sekolah yang menyelenggarakan sistem bidang studi/mata pelajaran, bahwa seorang guru hanya memegang satu atau dua bidang studi/mata pelajaran (seperti yang dilakukan pada tingkat SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi), tetapi jumlahnya masih sangat terbatas disebabkan karena kekurangan tenaga guru.
Konsekwensi logis dari sistem guru kelas yang dipakai/diterapkan tersebut adalah bahwa setiap guru kelas harus menguasai semua materi mata pelajaran wajib itu, kecuali Mata Pelajaran Agama dan Olah Raga yang sudah tersedia/diangkat gurunya secara khusus. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKN para guru kelasnya diberikan penyuluhan, penataran, dan pelatihan yang intensif dan terprogram secara khusus berdasarkan kebijakan Kantor Kementerian Pendidikan di daerah setempat. Semua mata pelajaran yang disebutkan terakhir dapat dikuasai isi/muatan kurikulum dan materi ajarnya oleh para guru melalui pelatihan-pelatihan dan penataran-penataran terprogram yang dilaksanakan oleh pihak Kantor Kementerian Pendidikan di daerah setempat.                                                                                                  
Di sisi lain, guru-guru mata pelajaran SBK di kecamatan Luak ini tidak/belum diperlakukan seperti guru mata pelajaran lain; guru mata pelajaran SBK ini ditunjuk oleh Kepala Sekolah, diberdayakan untuk mengajar mata pelajaran SBK, tetapi kepada mereka tidak diberikan penyuluhan, penataran, dan pelatihan intensif yang terprogram secara khusus seperti mata pelajaran lainnya.           
Dari kenyataan lapangan seperti itu tampak dengan jelas bahwa mata pelajaran SBK ini masih dipandang sebelah mata, masih dianak-tirikan, masih diperlakukan secara tidak adil oleh pihak pemegang kebijakan di bidang pendidikan, padahal melalui mata pelajaran SBK ini anak didik dapat dipastikan akan mendapat bekal keterampilan khusus (di bidang seni dan keterampilan) yang kemudian pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (SLTP dan SLTA) dapat dikembangkan lagi menjadi bekal keterampilan hidup (life-skill), dan setelah tamat SLTA langsung bisa sebagai modal awal untuk memasuki lapangan pekerjaan bahkan dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri.
Berdasarkan angket yang saya bagikan kepada guru-guru mata pelajaran SBK di sekolah-sekolah dasar dalam Kecamatan Luak, khusus berkenaan dengan pertanyaan: “apakah dapat/belum dapat memahami isi/muatan kurikulum mata pelajaran SBK yang diajarkan selama ini?”. Lebih dari 75 % memberikan jawaban tidak/belum dapat memahami isi/muatan kurikulum mata pelajaran SBK yang menjadi tanggung jawab mereka selama ini.
Berdasarkan analisis situasi seperti dikemukakan di atas kemudian timbul ide dan inisiatif saya untuk bekerja sama dengan pihak terkait—dalam hal ini Kepala UPT Pendidikan tingkat Kecamatan, yaitu untuk melakukan satu langkah kongkret dalam rangka membantu para guru “pahlawan tanpa tanda jasa” melalui penyelenggaraan penyuluhan, penataran, dan pelatihan dalam rangka memahami isi/muatan kurikulum mata pelajaran SBK yang notabene masih “dianak tirikan” itu.
Dengan terselenggaranya penyuluhan, penataran, dan pelatihan ini, meskipun masih sangat terbatas waktunya, diharapkan para guru mata pelajaran SBK di kecamatan ini mulai secara berangsur/bertahap mengerti dan memahami isi/muatan kurikulum mata pelajaran SBK yang diajarkannya dan murid-murid yang dibimbingnya dapat menerima keterampilan yang dibutuhkan.

  1. Perumusan Masalah
Setelah melakukan analisis situasi seperti dikemukakan di atas saya lanjutkan dengan upaya memahami lebih jauh tentang kondisi dasar (pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan) guru-guru mata pelajaran SBK SD se kecamatan Luak ini, khususnya berkenaan dengan tingkat pengetahuan dan pemahaman rata-rata tentang muatan (isi) kurikulum mata pelajaran SBK. Metode yang saya gunakan adalah pembagian (penyebaran) angket. Angket yang saya bagikan itu berisi pertanyaan-pertanyaan ringan dan mendasar untuk mengetahui tingkat penguasaan teoritis mereka dalam bidang seni, khususnya seni musik, dan keterampilan. Hal lain yang ingin saya ketahui adalah tingkat pemahaman rata-rata mereka tentang materi (bahan-bahan ajar), khususnya teori musik dalam mata pelajaran SBK SD dari kelas I sampai kelas VI.
Berdasarkan dua bekal pengetahuan itu (analisis siatuasi dan hasil penilaian angket) saya sangat terbantu dalam merumuskan masalah yang akan saya tuntaskan melalui pengabdian yang akan saya laksanakan selama lebih kurang 4—5 bulan atau setidaknya melalui 17 kali pertemuan efektif.
Setelah analisis angket yang saya lakukan itu saya komunikasikan dengan guru-guru peserta LUHTARTIH terjadilah diskusi dan kesepakatan diantara kami tentang arah dari materi penyuluhan. Karena pada waktu itu para guru peserta LUHTARTIH ini mendapat tugas yang sangat mendesak, yaitu mengikuti perlombaan menyanyi tingkat SD di Kabupaten Lima Puluh Kota, akhirnya rencana materi yang telah saya prioritaskan mengalami perubahan, menyesuaikan dengan permohonan para peserta LUHTARTIH. Mereka mengusulkan/menginginkan agar materi LUHTARTIH untuk beberapa minggu ke depan dialihkan pada latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka” dalam rangka persiapan mengikuti perlombaaan menyanyi tingkat SD yang diselenggarakan pihak Kementerian Pendidikan.. Adapun alasan mereka adalah bahwa lagu-lagu wajib yang harus “dibawakan/dinyanyikan” oleh anak-anak mereka dalam perlombaan tersebut belum mereka ketahui/kuasai sama sekali, padahal mereka yang akan mengajarkan lagu tersebut kepada anak-anak peserta perlombaan tersebut.                      
Lagu wajib dalam perlombaan itu (notasinya diterima dari tingkat propinsi)  dikirm dalam bentuk notasi balok, sementara mereka tidak pandai membaca notasi balok. Karena itu mereka memohon agar materi pelatihan yang dirancang semula dirubah. Beberapa pertemuan LUHTARTIH digunakan untuk latihan menyanyi dalam rangka mengikuti perlombaan menyanyi tingkat SD tersebut. Lagu wajib yang dikirim notasinya dari tingkat propinsi tersebut adalah lagu “Indonesia Pusaka” karya Ismail Marzuki dan lagu “Indonesia Jaya” karya Chaken M..
Akhirnya didapatkan kesepakatan untuk melakukan perubahan materi penyuluhan. Semula materi yang direncanakan adalah “Memahami isi (muatan kurikulum) mata pelajaran SBK Kelas I sampai Kelas VI, dan memilih, menyajikan materi-materi yang diperlukan untuk mengisi tuntutan muatan kurikulum tersebut serta  mengaplikasikan dalam proses pembelajaran, berubah menjadi: (1) “Pelatihan Menyanyikan lagu “Indonesia Jaya dan Indonesia Pusaka”; (2) “Penyuluhan tentang Muatan Kurikulum SBK (diprioritaskan untuk Kls I s/d III), dan (3) Penyuluhan dan Penataran tentang Dasar-Dasar Teori Musik Umum”;
Akhirnya masalah pengabdian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.                  Guru-guru mata pelajaran SBK SD se Kecamatan Luak pada umumnya tidak/belum memahami isi/muatan kurikulum mata pelajaran SBK yang sehari-hari menjadi tugas mereka, sehingga diperlukan adanya kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan, penataran, dan pelatihan untuk mengatasi masalah tersebut.
2.                  Guru-guru mata pelajaran SBK SD se Kecamatan Luak pada umumnya tidak/belum mempunyai pengetahuan dasar tentang teori musik umum, sehingga diperlukan adanya kegiatan penyuluhan, penataran, dan pelatihan sebagai solusi dalam masalah tersebut;
3.                  Guru-guru mata pelajaran SBK SD se Kecamatan Luak pada umumnya tidak/belum punya kemampuan dalam membaca notasi balok dan apalagi  memainkan lagu-lagu yang ditulis dalam notasi balok, sehingga diperlukan latihan yang intensif dalam hal itu agar mereka mampu membaca dan menyanyikan lagu-lagu yang ditulis dalam notasi balok.

  1. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah penyelenggaraan penyuluhan, penataran ini selesai adalah sebagai berikut:
a.       Guru-guru peserta penyuluhan, penataran, dan pelatihan (selanjutnya disingkat LUHTARTIH) ini diharapkan dapat memahami kandungan (isi) kurikulum mata pelajaran SBK Sekolah Dasar yang menjadi tanggung-jawabnya;.
b.      Guru-guru peserta LUHTARTIH ini dapat mengembangkan/melakukan pengayaan materi/bahan ajar mata pelajaran SBK Sekolah Dasar yang menjadi tanggung-jawabnya.
c.       Guru-guru peserta LUHTARTIH ini dapat menguasai materi pengajaran yang relevan sesuai dengan tingkat kelas yang diajarnya.
d.      Guru-guru peserta LUHTARTIH ini dapat menanamkan rasa musikalitas, baik dari aspek melodis ataupun aspek ritmis kepada anak didik melalui latihan solfegio dan dikte musik sebelum praktek menyanyi.
e.       Guru-guru peserta LUHTARTIH ini dapat membuat aransemen sederhana untuk lagu-lagu nasional dan lagu daerah yang dipilih menjadi bahan pengajaran (terutama untuk  kelas IV sampai kelas VI).

  1. Manfaat Kegiatan Pengabdian
Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan LUHTARTIH ini antara lain adalah:
    1. Dapat merangsang kreatifitas guru-guru dalam mengembangkan bakat murid-muridnya di bidang seni dan keterampilan;
    2. Dapat menambah pengetahuan guru-guru dalam bidang seni, baik secara teori ataupun praktek.
    3. Dapat menumbuhkan apresiasi murid-murid terhadap seni dan keterampilan sejak usia dini melalui materi dan metode pengajaran seni dan keterampilan.
    4. Dapat menjadi sumbangan yang berarti dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran mata pelajaran SBK Sekolah Dasar dimasa sekarang dan ke depan.
    5. Dapat memperlancar penyelenggaraan pengajaran SBK di sekolah-sekolah melalui penguasaan materi ajar secara optimal yang diterima melalui kegiatan LUHTARTIH.




BAB II
GAMBARAN SINGKAT KONDISI LOKASI PENGABDIAN
Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan di Kecamatan Luak Kabupaten Lima puluh Kota Propinsi Sumatera Barat. Kecamatan Luak adalah salah satu kecamatan dari tiga belas kecamatan dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota, terletak di sebelah Selatan wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota, sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Situjuh Limo Nagari dan kota Payakumbuh, sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Lareh Sago Halaban, sebelah Utara berbatas dengan nagari Taram Kecamatan Harau dan kota Payakumbuh, dan sebelah Selatan berbatas dengan Gunung Sago.                                                                                                         
Kecamatan Luak ini terdiri dari empat ke-Nagari-an, yaitu: (1) Nagari Andaleh, (2) Nagari Mungo, (3) Nagari Sungai Kamuyang, dan (4) Nagari Tanjuang Haro Sikabu-kabu, berpenduduk lebih kurang .....  jiwa. Di kecamatan Luak ini terdapat 22 (dua puluh dua) unit Sekolah Dasar Negeri. Guru-guru yang bertugas pada 22 unit Sekolah Dasar Negeri tersebut berjumlah 293 orang. Di kecamatan Luak ini juga terdapat 3 (tiga) unit SLTP yang terdiri 2 (dua) unit SMP Negeri dan 1(satu) unit SMP Swasta (SMP Muhammadiayah). Untuk tingkat SLTA di Kecamatan Luak ini ada 2 (dua) unit SMK, yaitu Sekolah Peternakan Menengah Atas (SENAKMA) di Padang Mengatas dan SMK Negeri 1 Kecamatan Luak di Nagari Andaleh.
Di Kecamatan Luak ini saya selenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam bentuk LUHTARTIH. Kegiatan ini dipusatkan di Sekolah Dasar Negeri Nomor 1 Andaleh.
BAB III
MATERI DAN METODE PENYELENGGARAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Dalam rangka pemecahan masalah sebagaimana disebutkan pada Bab I sub Bab B maka disusunlah kerangka pemecahan masalah sebagai berikut:                             
1.      Menyebarkan angket dan melakukan pre-test pada pertemuan  I (tatap muka  pertama) untuk mengetahui tingkat pengetahuan guru-guru peserta pelatihan. Materi angket dan pre-test adalah berkaitan dengan muatan (isian) kurikulum mata pelajaran SBK dan berkaitan dengan materi-materi ajar yang seharusnya dikuasai oleh guru-guru mata pelajaran SBK.
2.      Menyusun materi penyuluhan, penataran, dan pelatihan sejalan dengan hasil evaluasi angket dan pre-test yang dilakukan;
3.      Menjelaskan/menyuluhkan pengertian dan makna yang terkandung dalam kalimat-kalimat yang tercantum dalam Kurikulum Mata Pelajaran SBK untuk masing-masing kelas.
4.      Menjelaskan materi-materi yang seharusnya diajarkan sesuai dengan isian kurikulum mengacu pada kurikulum untuk masing-masing tingkat kelas.
5.      Peserta pelatihan langsung mempraktekan materi-materi pelatihan, seperti menirukan bunyi suara alat musik dengan vokal, disebut dikte melodi, dan menirukan bunyi alat musik tanpa nada-nada, disebut dengan dikte ritem.
Demikian dilakukan secara kontiniu selama berlangsungnya kegiatan ini. Maksudnya adalah bahwa pada setiap kali pertemuan diselenggarakan, selalu dihadirkan materi ajar yang bersifat teori dan materi ajar yang bersifat praktek.
                                                         
B. Realisasi Pemecahan Masalah
Minggu Ke...
Tgl/Bln/Thn
Bentuk Kegiatan
I
Senin,              26-04-2010

1.Pembukaan kegiatan LUHTARTIH secara resmi oleh Kepala UPT Pendidikan Kec.Luak.
2.Penyebaran angket dan langsung penilaian secara bersama.
3.Diskusi/musyawarah bahan/materi LUHTARTIH
II
Kamis,
06-05-2010
1. Praktek/Latihan menyanyikan tangganada, latihan solfegio dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan tangganada dan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik dasar: Media ungkap seni musik: bunyi, desah, dan nada.

III
Kamis,
20-05-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, latihan solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik dasar: Pitch, durasi, intensitas, dan timbre
IV
Kamis,
27-05-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik: melodi, ritme, dan harmoni.
V
Kamis,
03-06-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik: Dasar-dasar Notasi Musik:
(a). Titinda dan tanda diam; (b). Pengertian titinada; (c) Nama, bentuk, nilai, dan durasi not (d) Tuntunan Penulisan Titinada.
VI
Kamis,
10-06-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik: (a) Pengertian Tanda diam, (b) Nama, bentuk, nilai, dan durasi, (c) Tuntunan penulisan tanda diam, (d) titik harga/titik nilai.
VII
Kamis,
17-06-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik: (a) Garis paranada, (b) garis bantu, (c) kunci.
VIII
24-06-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Latihan menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” dan lagu “Indonesia Pusaka”.
3. Penyuluhan/penataran teori musik: (a) Pengertian, (b) Macam-macam kunci.
IX
Kamis,
01-07-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Penyuluhan/penataran tentang isian/muatan kurikulum mata pelajaran SBK SD Kelas I semester I.
3. Penyuluhan/penataran tentang teori dasar musik: (a) Tanda kromatik (pengertian, macam-macam tanda kromatik, dan tuntunan penulisan tanda kromatik.
X
Kamis,
08-07-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganda, solfegio, dan diktre musik.
2. Penyuluhan/penataran tentang isian/muatan kurikulum SBK SD Kls I Semester II.
3. Penyuluhan/penataran tentang teori dasar musik: (a) Birama, (b) Pengertian birama, (c) Tanda birama, dan (d) Macam-macam birama.
XI
Kamis,
15-07-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Penyuluhan/penataran tentang isian/muatan kurikulum mata pelajaran SBK SD Kls II semester I.
3. Penyuluhan/penataran tentang dasar teori musik: (a) Birama lanjutan; (b) Birama gantung, (c) Syncope.


XII
Kamis,
22-07-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Penyuluhan/penataran tentang isian/muatan kurikulum mata pelajaran SBK SD Kls II semester II.
3. Penyuluhan/penataran tentang dasar teori musik: (a) polimetrik, (b) poliritmik.
XIII
Kamis,
29-07-2010
1. Praktek/latihan menyanyikan tangganada, solfegio, dan dikte musik.
2. Penyuluhan/penataran tentang isian/muatan kurikulum mata pelajaran SBK SD Kls III semester I.
3. Penyuluhan/penataran tentang dasar teori musik: (a) tangganada (pengertian), (b) Tangganada natural, (c) tangganada Berkruis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar