Penulis : SYAFNIATI
S.Sen M.Sn
Publisher : Ayurizal.S.Sn
MATERI
PENGABDIAN PADA SMAN I X KOTO KABUPATEN
TANAH DATAR
JUDUL
MENGENAL
BERBAGAI MUSIK TRADISIONAL MINANGKABAU
O
L
E
H
SYAFNIATI
S.Sen M.Sn
NIP 19610911 198603 2001
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL
INSTITUT
SENI INDONESIA (ISI) PADANGPANJANG
2010
MATERI PENYULUHAN TENTANG PENGETAHUAN
MUSIK MINANGKABAU PADA SISWA SMAN I X KOTO KAB. TANAH DATAR
Oleh : SYAFNIATI S.Sen M.Sn[1]
I
PENDAHULUAN
ISI (Institut Seni Indonesia ) Padangpanjang
merupakan salah satu Perguruan Tinggi Seni di Indonesia yang mempelajari
beragam-ragam kesenian Nusantara yaitu, kesenian Tradisonal Minangkabau,
Melayu, Jawa, Sunda, Bali, Batak dan
lain sebagainya. Di samping itu juga mempelajari berbagai macam seni kerajinan
seperti seni lukis, anyaman, keramik, pertukangan, desain serta fotografer dan
perfilman.
Ada tujuh jurusan seni di
ISI Padangpanjang yaitu, Seni Karawitan, Tari, Musik Barat, Teater, Kriya, seni
Murni dan Televisi. Masing-masing jurusan akan menekuni bidangnya
sendiri-sendiri seperti seni Karawitan akan berkecimpung dalam pertunjukan
musik-musik daerah baik musik daerah
Minangkabau maupun daerah Nusantara lainnya seperti musik Melayu Sumatera,
Batak, Sunda, jawa, Bali. Begitu juga dengan
tari, seperti tari Melayu. Jawa, Batak, Bali
dan sebagainya. Sedangkan jurusan musik Barat lebih mendalami tentang musik
Barat itu sendiri seperti memainkan gitar, piano, flut, dram dan sebagainya.
Jurusan teater lebih mendalami seni tentang teater, bagaimana menjdi seorang
sutdradara yang baik, membuat naskah baik tradisional maupun modern. Begitu
juga dengan jurusan seni Kriya, Seni Murni yang mendalami tentang kerajinan
mulai seni anyaman, keramik lukis, pertukangan dan lainnya. Sedangkan seni
televisi akan mendalami ilmu dalam perfilman, kameramen dan sebagainya. Walaupun
demikian semua jurusan selalu saling
terkait dalam satu kampus dibawah Kementerian Pendidikan Nasional. Jadi dari
masing-masing jurusan akan mendalami ilmu pengetahuan menurut keahlian
masing-masing baik dalam bentuk teori maupun prakteknya yang diajarkan oleh
dosen-dosen yang ahli menurut bidang masing-masing..
Secara singkat tentang
latar belakang kehadiran ISI di Padangpanjang. Sebelum ISI ini berdiri
masyarakat mengenal dahulunya dengan nama ASKI (Akademi Seni Karawitan
Indonesia) yang diresmikan tahun 1966 , kemudian tahun 1999 ASKI berubah
menjadi STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia), dan pada tanggal 17 Juli 2010
STSI berubah lagi menjadi ISI (Institut Seni Indonesia).
Adapun tamatan dari STSI
atau ASKI banyak yang telah berhasil dalam masyarakat ada yang menjadi PNS,
Seniman dan juga menjadi Dosen baik dalam lingkungan kampus sendiri maupun di
tempat-tempat lainnya selama para alumni tersebut mau dan manpu berkreativitas.
Selaim itu juga ada yang jadi seniman yang telah mengadakan pertunjukan karyanya
ke beberapa daerah dan juga luar dan dalam Negeri, seprti di Wilayah Indonesia, Jepang,
Malaysia,
Neuzelan belanda dan sebagainya
Jadi kepada siswa-siswa
SLTA yang akan menamatkan sekolahnya dan akan melanjutkan ke tingkat Perguruan
Tinggi, kami dari ISI siap melayani dari berbagai jurusan yang diinginkan. Dan
bagi mahasiswa yang mempunyai prestasi yang bagus disediakan bea siswa dan bagi
mahasiswa yang kreatif mereka sering diikut sertakan dalam acara festival-festival dan pergelaran-pergelaran seni baik di dalam
daerah maupun luar Negeri. Selain itu tamatan ISI juga dapat menjalin kerja
sama dengan mancanegara dan pariwisata dan juga ada yang menjadi profesional
dibidang keilmuan masing-masing.. Oleh sebab itu kesungguhan dari para
mahasiswa sangat dituntut agar setelah menyelesaikan studi dapat menghasilkan
kretifitas sendiri.
Sebagai informasi untuk
sekolah SMAN I Kec. X Koto, ISI pun dapat menerima calon mahasiswa melalui PMDK
ataupun dari beberapa siswa yang mempunyai keahlian atau keterampilan yang
menonjol terutama di bidang kesenian. Sebagai informasi awal saya cukupkan
demikian mudah-mudahan dari tamatan SMAN I
Kec. X Koto mempunyai minat untuk masuk Perguruan Tinggi ISI
Padangpanjang pada piode tahun 2011 nanti
II
MENGENAL BERBAGAI KESENIAN
TRADISIONAL MINANGKABAU
Di Minangkabau banyak
sekali jenis kesenian tradisional, ini merupakan salah satu ciri kebudayaan
masyarakat pendukungnya. Bahwa orang Minangkabau hidup dalam lingkungan
masyarakat yang mempunyai adat istiadat yang telah diatur oleh undang-undang
Nagari. Kesenian merupakan bahagian dari upacara adat. Di antara kesenian
tradisisional Minangkabau adalah musik karawitan (musik daerah), tari, pencak
silat, randai dan lain sebagainya.
Adapun jenis musik
tradisional Minangkabu adalah jenis alat
perkusi, tiup, petik, dan jenis gesek. Selain itu vokal juga sangat mempunyai
peranan yang penting dalam pertunjukan kesenian.
Jenis-jenis alat perkusi
adalah; talempong (talempong pacik, talempong kreasi, talempong duduk,
talempong kayu, talempong batuang atau sembilu, talempong jao dan sebagainya),
Gandang (tambur, indang, marwas, rapa’i, tasa, gandang sarunai dan sebagainya.
Sedangkan jenis alat tiup meliputi: saluang dengan segala jenisnya (saluang
darek, saluang panjang atau dikenal dengan saluang Sungai Pagu, saluang
sirompak, saluang pauh, sampelong),
bansi, sarunai, pupuik batang padi, dan pupuik tanduak. Jenis alat petik
seperti genggong dan jenis alat gesek seperti rebab ( rebab darek, rebab
pesisir dan rebab Pariaman).
Selain musik tradisional itu dendang juga mempunyai peranan yang dominan
dalam masyarakat Minangkabau. Dendang ini juga terbagi beberapa macam ada
dendang gembira yang mempunyai ritmis, ada dendang sedih atau ratok dan juga
ada dendang kaba. Dalam pertunjukannya dendang biasanya diiringi dengan musik
lain seperti saluang, rebab, indang, dan dendang randai. Dalam kesenian randai
mengandung beberapa unsur seni yaitu dendang, musik talempong, gerak, silat,
drama.
Selain itu di Minangkabau
juga terdapat kesenian yang bernuansa Islam seperti kesenian salawat dulang,
Dikia rabano dan indang. Dalam syair-syair atau teks lagu kesenian ini
mengandung pengajian dan nasehat-nasehat tentang ajaran agama Islam. Semua
jenis kesenian di atas dipelajari di ISI Padangpanjang.
Berikut ini nama-nama dan bentuk dari ragam jenis musik tradisi Minang Minangkabau (Karawitan)
1. gandang 2. talempong 3. pupuik batang padi
4. bansi 5. pupuik
tanduak 6.
saluang
7. rebab darek 8. rebab pariaman 9. rebab pesisir
10. Gandang sarunai 11. gandang tambur (tabuik)
12. gandang melayu
13. rabano 14. dulang 16. rafa’i
17. oguang 18. talempong sembilu 19.
talempong duduak
20. sampelong 21. gandang
dol 22. sarunai 23. canang
24. tasa 25. cara memainkan tasa dan
tambur 26. permainan tabuik
27. Kecapi 28. talempong kayu 29. talempong bilah
30. Gambus 31. gandang 32. marwas
III
Musik Talempong
Sebagaimana yang sudah
dijelaskan bahwa salah satu jenis kesenian tradisional Minangkabau yang sangat
dominan adalah talempong. Biasanya permainan talempong ini disebut juga dengan
istilah ensambel artinya perangkat alat-alat musik yang tergabung dalam
permainan musik yang terdiri dari beberapa jenis instrumen.
Istilah talempong di Minangkabau
telah lama dikenal bahkan sudah menjadi identitas kedaerahan, namun
umumnya orang (khususnya yang berada di luar etnis Minangkabau) hanya mengenal
talempong sebagai suatu alat musik pukul berbentuk gong kecil yang terbuat dari
campuran kuningan, timah dan tembaga. Pengertian yang tidak jauh berbeda juga
ditemukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan talempong sebagai
alat musik dari logam, perunggu atau besi berbentuk bundar (1991: 995).
Sebenarnya di Minangkabau sendiri istilah talempong memiliki pengertian dengan
cakupan beberapa jenis alat perkusi lain yang memiliki bentuk dan bahan yang
berbeda dengan yang telah disebutkan di atas. Ditinjau dari segi bahan, selain
logam ada talempong yang terbuat dari kayu, bambu dan batu. Sedangkan dilihat dari
segi bentuk, selain dari bentuk gong juga ada yang berbentuk bilahan-bilahan
(talempong kayu, talempong jao, talempong batuang).
Disamping keberagaman dari segi bentuk, ukuran dan jenis, talempong pun
dapat dibedakan menurut cara permainannya. Menurut Boestanoel Arifin Adam
secara umum talempong dapat dimainkan dengan dua cara yaitu dengan
meletakkannya di atas rea atau dengan
cara dipacik (dipegang) (1986: 29-30).
Cara pertama talempong dimainkan dalam posisi duduk.
Permainan talempong seperti ini dikenal dengan istilah talempong duduak
(talempong duduk) atau talempong rea. Genre Talempong Duduak merupakan salah
satu musik perkusi tradisional Minangkabau yang dimainkan secara melodius dalam
posisi ‘duduk’ bersila atau bersimpuh. Permainan talempong duduak biasanya
dimainkan oleh dua orang, dimana salah seorang memainkan motif dan seorang lagi
memainkan paningkah (peningkah) berupa motif melodi yang berulang. Posisi duduk
kedua pemain saling berdampingan. Pemain motif melodi biasanya bermain dengan
satu tangan, namun terkadang dengan dua tangan bagi lagu-lagu tertentu.
Sedangkan paningkah bermain dengan dua tangan. Ada kalanya posisi talempong
diubah-ubah sesuai dengan lagu yang akan dimainkan. Unit alat musik yang
dipakai dalam genre ensambel ini cukup
beragam, diantaranya ada yang memakai 5 atau 6 buah alat musik talempong yang
diletakkan di atas rea (rak), ditambah dengan alat musik jenis gong berpencu
yang disebut tawak-tawak (lebih kecil dari kempul) dan diantaranya ada juga
yang menggunakan aguang (gong berukuran
lebih-kurang sebesar kempul); kemudian dilengkapi dengan 1 atau 2 buah gendang
dua muka (double-headed cylindrical drum).
Walaupun terdapat beberapa perbedaan unit alat musiknya, namun secara
musikal prinsip utama permainannya
adalah terletak pada permainan melodi unit talempong yang bersifat initerative. Repertoar lagunya juga memiliki tingkat
kesulitan yang berbeda.
Kelompok talempong duduak
Cara bermain talempong yang kedua adalah dengan dipacik atau dipegang.
Bentuk permainan seperti ini dikenal dengan istilah talempong pacik. Permainan
talempong pacik dimainkan oleh tiga orang dengan jumlah talempong yang dipakai
antara 5 sampai 6 buah. Masing-masing pemain memegang satu atau dua talempong.
Kedua talempong dipegang dengan tangan kiri dalam posisi vertikal. Satu
talempong dijepit dengan ibu jari dan jari telunjuk, sedang satu talempong lagi
digantungkan pada jari manis dan jari kelingking dalam posisi vertikal. Jari
tengah berfungsi sebagai pembatas antara keduanya sehingga pada saat memainkan
talempong tidak saling beradu dan bunyi yang dihasilkan akan lebih nyaring dan
jernih. Jika tangan kiri berfungsi memegang talempong maka tangan kanan pemain
berfungsi untuk memukul talempong dengan sebuah kayu kecil sepanjang 25 Cm.
Sebagaimana telah disebutkan di atas talempong pacik dimainkan oleh tiga
orang pemain yang masing-masing memiliki tugas berbeda-beda. Ketiga pemain itu
biasanya disebut dengan istilah anak, induak dan paningkah. Penamaan pemain ini
bisa saja berbeda untuk setiap wilayah. Talempong Pacik di Minangkabau biasanya
dimainkan dengan teknik interlocking, yaitu teknik permainan motif-motif ritem
dari unit-unit alat musik yang saling isi mengisi satu sama lain dalam satu
kesatuan irama yang diulang-ulang (ostinato).
Selain teknik interlocking ternyata Minangkabau juga memiliki sistem
permainan talempong dengan teknik hocketing yang instrumentasi dan cara
permainan alatnya sama dengan talempong pacik.
Ada dua jenis pola permainan Talempong Pacik
yaitu pertama dengan posisi duduk, kedua
dengan posisi berdiri. Berikut ini gambar permainan talempong pacik.
Gambar 1 Bermain talempong pacik Gambar 2 Bermain Talempong
Pacik
dengan duduk dengan berdiri
Teknik memegang
pemukul ialah, pemukul talempong dipegang dengan tangan yang satu lagi dengan
menggunakan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Pegangannya tidak kuat dan tidak pula
terlalu longgar sehingga pemukul bisa digerakkan dengan mudah. Posisi pemukul
adalah horizontal terhadap permukaan talempong. Tenaga yang dipakai ketika
mengayunkan pemukul berasal dari pergelangan tangan yang berhubungan kontrol
geraknya dari pangkal lengan, sehingga tangan dapat bergerak lebih cepat tanpa
menimbulkan lelah.
Gambar 3
cara memegang pemukul talempong
Gambar 1,2 dan 3
adalah Lukisan: Anshori Hidayat dalam Skripsi Nadya Fulzi 2002
Selain talempong duduak dan
talempong pacik ada lagi talempong kreasi. Talempong kreasi merupakan suatu
upaya alternatif penikmatan musik talempong yang memasukkan konsep musik modern
dan bisa dimainkan dengan teknik interlocking, hocketing dan melodis, sehingga
dapat dipergunakan untuk memainkan lagu-lagu tradisi dan mengiringi lagu-lagu
Minang modern. Adapun perangkat talempong kreasi terdiri dari 15 buah talempong
sebagai melodi 8 buah canang sebagai ritme satu buah gandang dan alat tiup
Kelompok talempong pacik
a. gandang b. talempong c. pupuik batang padi
Selain talempong duduak dan talempong pacik ada lagi talempong kreasi.
Talempong kreasi merupakan suatu upaya alternatif penikmatan musik talempong
yang memasukkan konsep musik modern dan bisa dimainkan dengan teknik
interlocking, hocketing dan melodis, sehingga dapat dipergunakan untuk
memainkan lagu-lagu tradisi dan mengiringi lagu-lagu Minang modern. Adapun
perangkat talempong kreasi terdiri dari 15 buah talempong sebagai melodi 8 buah
canang sebagai ritme satu buah gandang dan alat tiup
Kelompok
talempong kreasi
Keterangan:
- talempong melodi
- talempong rendah
- talempong tinggi
- canang dasar
- canang tinggi
- dan 7. alat tiup (bansi, saluang dan sarunai)
8. gandang
Permainan talempong ini biasanya di pertunjukan dalam
beberapa upacara adat antara lain:
1.
Upacara Batagak Pangulu, yaitu upacara
peresmian penghulu baru sebagai pengganti penghulu lama yang sudah meninggal.
Kadang-kadang upacara ini dilaksanakan secara bersamaan oleh beberapa kaum
(suku) yang ada pada suatu nagari. Pelaksanaan upacara Batagak Pangulu diadakan
di lapangan terbuka. Kehadiran penyajian
Talempong Pacik dalam konteks upacara ini bukanlah sebagai bagian dari upacara,
tetapi berperan sebagai hiburan untuk memeriahkan upacara, karena kesan musikal
Talempong Pacik ialah membangun suasana ceria dan gembira. Dalam konteks di atas perjalanan atau
perarakan setiap rombongan penghulu baru yang datang dari rumah gadangnya
masing-masing adalah diiringi dengan bunyi-bunyian Talempong Pacik sampai ke
tempat pelaksanaan upacara; begitu juga suasananya ketika perjalanan pulang
dari tempat upacara tersebut.
2.
Upacara Perarakan Panghulu Baru
merupakan suatu kegiatan untuk memperkenalkan seorang penghulu baru kepada
khalayak ramai dengan harapan bahwa gelarnya dipanggil oleh masyarakat karena
dia telah didahulukan selangkah, dan ditinggikan seranting untuk memimpin
masyarakat kaumnya sendiri. Penghulu
baru ini diarak pada ruas jalan utama di kampung dan ke pasar oleh beberapa
orang pengikutnya yang mengenakan pakaian adat. Selama dalam perjalanan,
kelompok prosesi ini dimeriahkan dengan bunyi-bunyian Talempong Pacik oleh
musisi tradisional dari kaumnya sendiri.
3.
Upacara Helat Perkawinan ialah sebuah
upacara yang sakral bernilai suci terhadap sepasang penganten yang telah
bersetuju membangun rumah tangga mereka.
Penyajian bunyi-bunyian Talempong Pacik selalu dihadirkan pada setiap
pelaksanaan upacara ini di rumah masing-masing para penganten. Bahkan sekaligus ensambel musik trasional ini
berfungsi untuk memeriahkan suasana perarakan pasangan penganten pergi ke rumah
mertuanya. Sebagai hiburan di dalam rumah juga dimeriahkan dengan talempong
duduak dan juga ada dengan talempong kreasi
Selain itu talempong juga dimainkan dalam konteks acara sosial yang
dimeriahkan dengan bunyi-bunyian Talempong Pacik ialah:
1.
Kegiatan Sabik-iriak (panen padi) yaitu
suatu kegiatan memanen padi pada sawah milik salah seorang keluarga saparuik
yang dikerjakan secara bersama-sama oleh kaum lelaki saja. Pada waktu iring-iringan para pekerja
berangkat dari rumah menuju sawah, maka di sini Talempong Pacik dimainkan. Begitu juga pada saat istirahat bekerja
kembali bunyi-bunyian Talempong Pacik memberikan suasana ceria dan gembira
sebagai hiburan letihnya bekerja. Setelah selesai sabik-iriak (panen) maka
kembali tingkah Talempong Pacik memberikan suasana ceria/gembira
mengiringi iring-iringan para pekerja
mengangkut --memikul dengan bahu atau menjujung di atas kepala—. menuju rumah
keluarga pemilik sawah.
2.
Kegiatan Gotong Royong Jalan Kampung.
Biasanya setiap akan masuk bulan Ramadhan masyarakat kampung mengadakan
kegiatan gotong royong membersihkan jalan kampung. Tujuannya adalah agar lebih senang perjalanan
masyarakat menuju rumah ibadah untuk bersembahyang tarwih, dan tadarus
bersama. Dalam konteks kerja gotong
royong inilah Talempong Pacik memberikan
hiburan sebagai perintang lelahnya masyarakat bekerja.
3.
Kegiatan Gotong Royong Menggali Tali-bandar
(pengairan sawah). Biasanya setiap akan
melakukan turun ke sawah, maka masyarakat kampung turun bergotong royong
membersihkan tali bandar terlebih dahulu.
Tujuannya adalah agar pengairan sawah menjadi lancar sehingga
pertumbuhan padi di sawah tidak terganggu.
Dalam konteks kerja gotong royong tali bandar ini, kehadiran
bunyi-bunyian Talempong Pacik juga
memiliki nilai tambah terhadap motivasi bekerja masyarakat.
4.
Acara Penyambutan Tamu Nagari dan
Memeriahkan Upacara 17 Agustus. Biasanya hampir semua kelompok Talempong Pacik
ikut tampil memeriahkan kedua acara ini.
Selanjutnya konteks pertunjukan randai dan tari-tarian tradisional juga
memerlukan keterlibatan Talempong Pacik dalam operasionalnya, sebagaimana
uraian berikut:
1.
Acara Pertunjukan Teater Tradisional
Randai merupakan salah satu hiburan primadona oleh masyarakat Minangkabau di
desa-desa (kampung). Pada sore hari sebelum malam pertunjukannya, selalu
diawali terlbih dahulu dengan pemberitahuan kepada khalayak ramai. Di sini para tokoh primadona randai diarak
dengan mobil keliling kampung, di mana perarakan ini diiringi dengan Talempong
Pacik; artinya dalam aktivitas ini Talempong Pacik berfungsi sebagai sarana
pemberitahuan. Begitu juga sewaktu para
pemain randai berarak dari rumah tempat menukar kostum menuju lokasi tempat
pertunjukan adalah juga diiringi dengan bunyi-bunyian Talempong Pacik. Selanjutnya Talempong Pacik juga disajikan
pada waktu istirahatnya permainan randai.
2.
Acara
Pertunjukan Tari-tari Tradisional pada berbagai konteksnya. Tari-tari yang mesti bermitra dengan
komposisi musik Talempong Pacik di antaranya tari piring, tari sewah, dan tari
galombang. Di sini bunyi-bunyian
Talempong Pacik berperan sebagai background ritmis saja, karena tari-tarian
tradisional ini hanya memerlukan dukungan rasa aksen dan suasana musikal dari
ensambel Talempong Pacik; artinya motif-motif gerak tari tidak terikat secara
penuh dengan garapan motif-motif ritmis
dan melodi dari bangunan komposisi musik Talempong Pacik tersebut.
Selain talempong dendang di Minangkabau merupakan kesenian vokal yang
hampir merata di dapati pada setiap nagari.
Biasanya setiap kesenian tradisi selalu diiringi dendang seperti saluang
dendang, rabab, indang, salawat dan sebagainya, termasuk dendang-dendang dalam
randai.
IV
Sebagai kesimpulan bahwa kesenian talempong
dan dendang merupakan kesenian
yang sangat dominan dalam masyarakat Minangkabau terutama yang berhubungan dengan upacara adat.
Mempejari talempong merupakan langkah awal untuk mengenal kesenian tardisional
kita dan mempunyai pola permainan yang tidak begitu sulit untuk dipelajari oleh
siswa mulai dari SD, SLTP dan SLTA.
Untuk itu kepada siswa-siswa belajarlah mencintai kesenian kita sendiri
dengan demikian bisa mencintai budaya kita sendiri.
Padangpanjang 20 Juli 2010
Pelaksana Pengabdian Pada Masyarakat
Syafniati S.Sen M.Sn
NIP.
19610311 198603 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar