EMRIDAWATI,S.Pd.,M.Sn
Publisher : Ayurizal S.Sn
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Analisis Situasi
Madrasah Aliah Negeri (MAN) Gunung Padangpanjang, terletak
di kelurahan Ganting Kecamatan Padangpanjang Timur Kota Padangpanjang. Pada
awalnya MAN Gunung ini berasal dari Madrasah Swasta Qismul-‘Ali Gunung, pada
tanggal 12 September 1968 menjadi sekolah negeri yaitu MAN Gunung Padangpanjang.
Sesuai dengan perkembangan
pendidikan di Indonesia, MAN Gunung menyelenggarakan program keagamaan (MAK)
dimulai pada tahun 1997. Berdasarkan undang-undang pendidikan Nasional dan
berlakunya kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, maka program keagamaan (MAK) berubah menjadi
salah satu jurusan di Madrasah ini yakni jurusan Ilmu Agama (IA). Adapun
jurusan/program yang ada di MAN Gunung untuk saat ini antara lain; (a) jurusan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan jurusan
Ilmu Agama (IA).
Disamping ketiga program yang
dimiliki MAN Gunung dalam menjalankan kurikulum Nasional seperti yang tertulis
di atas, masih ada program tambahan yang dijalankan seperti program khusus.
Program khusus ini yang dilaksanakan pada sore hari sebagai pembinaan skill
para siswa/inya. Program yang dilaksanakan pada sore ini biasanya disebut
kegiatan ekstrakurikuler, antara lain; Pramuka, Drum Bend, Seni Nasyid,
Qasidah, UKS, Tahfidl Al-Qur’an, Olah Raga, Muhadharah, Praktek Ibadah, Seni
Bela diri, dan praktek Komputer[1].
Kesebelas program ekstra kurikuler ini yang kurang beraktivitas adalah; Seni
Nasyid, Qasidah, dan Seni Bela diri. Ketiga program ini terlaksana jika
pelatihnya didatangkan dari tempat lain (diluar sekolah MAN Gunung). Apa bila
tidak ada tenaga pelatihnya yang didatangkan dari luar, maka kegiatan ini tidak
jalan. Pada hal menurut Kepala sekolah MAN Gunung, seni Nasyid dan Gasidah ini
merupakan kegiatan yang dapat menjadi ciri-ciri sekolah Agama[2].
Sedangkan pada pagi harinya yaitu
dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) khususnya dalam bidang kesenian, sekolah
MAN Gunung menjalankan kurikulum antara lain; seni rupa, seni tari, seni musik,
dan kerajinan tangan. Ke empat mata pelajaran ini diajarkan dalam satu porsi
(satu judul mata pelajaran), yaitu pembelajaran seni budaya. Dengan porsi yang
demikian, tentunya masing-masing mata pelajaran ini sedikit mendapat kesempatan
untuk dibahas dalam PBM baik secara
teori maupun secara praktek, kedua-duanya harus lebur kedalam satu porsi
tersebut. Kondisi yang demikian sangat memprihatinkan sekali, dan tentunya para
siswa/i tidak akan dapat keterampilan khusus karena sangat sedikit sekali waktu
yang tersedia terutama untuk seni musik baik secara teori maupun secara
praktek.
Disisi lain, guru yang mengajar ke
empat bidang studi kesenian di sekolah MAN Gunung ini hanya mempunyai keahlian
dibidang seni rupa dan ia juga sebagai guru honorer atau belum mempunyai SK
Negeri. Kondisi yang seperti ini tentunya juga sangat memprihatinkan, terutama
untuk memberikan pendidikan seni musik.
Secara umum anggapan para siswa/i
MAN Gunung terhadap seni musik adanya dikatomi, mereka menganggap seni musik
sebagai pengetahuan tambahan sehingga mata pelajaran ini tidak secara mendalam
dipahami dan ditekuni mereka.
Melihat fenomena yang demikian Kepala
sekolah beserta guru bidang studi kesenian pada sekolah MAN Gunung merasa
khawatir, seakan-akan materi yang diajarkan tidak ada gunanya. Kepala sekolah
MAN Gunung beserta guru bidang studi kesenian
ini ingin menjernihkan persoalan ini kembali kepada para siswa/inya,
bahwa bidang strudi kesenian ini penting dan setara kedudukannya dengan mata
pelajaran lain. Berdasarkan perbincangan pengabdi dengan Kepala sekolah MAN
Gunung ini, beliau sangat berharap sekali adanya penyuluhan dibidang kesenian
dan pelatihan musik Qasidah yang pelatihnya datang dari STSI padangpanjang.
Menurut Kepala sekolah MAN Gunung, yang perlu didahulukan melatihnya adalah
musik Qasidah karena musik Qasidah bernuansa Islam dan sangat tepat sebagai
gaya tarik (promosi) untuk memperkenalkan sekolah ini kepada masyarakat[3]
karena sekolah ini berdirinya belum lama.
B.
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berkaitan dengan penyuluhan kesenian dan pelatihan musik
Qasidah dalam rangka peningkatan pengetahuan, aktivitas, dan kreativitas para
siswa/i MAN Gunung Padangpanjang, maka ada beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi antara lain:
1.
Kurangnya
ilmu pengetahuan dibidang seni musik, disebabkan tenaga pelatihnya bukan berasal dari bidang studi seni musik
tetapi dari seni rupa.
2.
Kurangnya
keterampilan siswa/i MAN Gunung tentang seni musik, karena gurunya bukan ahli
dibidang seni musik dan waktu yang tersedia untuk mempelajari seni musik dalam
PBM sangat sedikit sekali.
3.
Belum
pernah dilakukan penyuluhan dibidang seni musik.
4.
Pelatihan
musik Qasidah kurang aktif sebagai
kegiatan aktivitas dan kreativitas siswa/i MAN Gunung.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka
masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana
memberikan ilmu pengetahuan tentang seni musik melalui penyuluhan.
2.
Bagaimana
meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa/i MAN Gunung Padangpanjang tentang
musik Qasidah.
C.
Tujuan dan Manfaat Pengabdian
Tujuan Pengabdian
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini dilaksanakan adalah:
1.
Memberikan
penyuluhan seni musik kepada siswa/i MAN Gunung Padangpanjang sebagai
peningkatan pengetahuan di bidang seni musik.
2.
Meningkatkan
aktivitas dan kreativitas siswa/i MAN Gunung tentang musik Qasidah.
3.
Meningkatkan
kemampuan dan keterampilan para siswa/i MAN Gunung terhadap musik Qasidah
secara tepat dan benar.
4.
Agar
tersalurnya minat, bakat siswa/i MAN Gunung terhadap musik Qasidah.
Manfaat
Pengabdian
Manfaat dari kegiatan pengabdian ini dilaksanakan adalah:
1.
Dapat
meningkat ilmu pengetahuan siswa/i MAN Gunung terhadap seni musik.
2.
Melalui
pelatihan musik Qasidah, aktivitas dan kretivitas siswa/i MAN Gunung dapat
terealisasikan sesuai dengan ilmu pengetahuan secara tepat dan benar.
3.
Melalui
penyuluhan dan pelatihan musik Qasidah, akan terisi salah satu pencapaian dari
kurikulum bidang kesenian khususnya seni musik.
4.
Dengan
terbentuknya kelompok musik Qasidah yang berkualitas di MAN Gunung, akan dapat
menarik minat anak lain untuk masuk kesekolah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai pedoman dalam memberikan ilmu pengetahuan seni
musik dan sebagai pedoman dalam pelatihan musik Qasidah secara tepat dan benar,
perlu dipedomani buku-buku yang menunjang pelaksanaan ini antara lain:
1.
Limantara,
Cyprianus. 1982. Dasar-Dasar Teori Muik, Sekolah Musik “St. Crespinus “,
Bandung. Buku ini menjelaskan tentang teori musik dasar.
2.
Trihasmoro
L, dkk. 1989. Seni Musik. Yudhistira, Jakarta. Buku ini menjelaskan tentang teori musik
dasar dan instrumentasi.
3.
Santoso,
Budi. 1988. Arransemen Musik Anak, tp, Yogyakarta. Buku ini menjelaskan
tentang teknik bermain beberapa instrumen musik baik secara melodis maupun
secara non melodis seperti; Rechorder, Pianika, dan instrumen pukul (perkusi).
4.
Edmund,
Prier Sj. 1990. Manjadi Dirigen I dan II. Pusat Musik Liturgi,
Yogyakarta. Buku ini menjelaskan tentang presentasi pembawaan atau penjiwaan
lagu serta petunjuk untuk memimpin musik.
5.
Bramantyo,
Triyono. 1988. Pengantar Apresiasi Musik (terjemahan), ISI Yogyakarta.
Buku ini menjelaskan tentang ritme dapat muncul tanpa melodi seperti dalam
pukulan gendang, mengetuk-ngetukkan sebuah pensil diatas sebuah meja atau
bertepuk tangan dan melodi tidak dapat muncul tanpa ritme.
[1] . Lihat profil MAN Gunung
Padangpanjang.
[2]. Amrizon, wawancara tanggal 8 Maret 2010, di Kantor Kepala
Sekolah MAN Gunung Padangpanjang.
[3] . Amrizon, wawancara tanggal 8 Maret
2010, di Kantor Kepala Sekolah MAN Gunung Padangpanjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar