Rabu, 07 Desember 2011

PENGABDIAN MASYARAKAT : PENYULUHAN KESENIAN DAN PELATIHAN MUSIK QASIDAH DALAM RANGKA PENINGKATAN PENGETAHUAN, AKTIVITAS DAN KREATIVITAS PARA SISWA/I MAN GUNUNG PADANGPANJANG

EMRIDAWATI,S.Pd.,M.Sn
Publisher :  Ayurizal S.Sn
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Analisis Situasi

Madrasah Aliah Negeri (MAN) Gunung Padangpanjang, terletak di kelurahan Ganting Kecamatan Padangpanjang Timur Kota Padangpanjang. Pada awalnya MAN Gunung ini berasal dari Madrasah Swasta Qismul-‘Ali Gunung, pada tanggal 12 September 1968 menjadi sekolah negeri yaitu MAN Gunung Padangpanjang.
            Sesuai dengan perkembangan pendidikan di Indonesia, MAN Gunung menyelenggarakan program keagamaan (MAK) dimulai pada tahun 1997. Berdasarkan undang-undang pendidikan Nasional dan berlakunya kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006,  maka program keagamaan (MAK) berubah menjadi salah satu jurusan di Madrasah ini yakni jurusan Ilmu Agama (IA). Adapun jurusan/program yang ada di MAN Gunung untuk saat ini antara lain; (a) jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan jurusan Ilmu Agama (IA).
            Disamping ketiga program yang dimiliki MAN Gunung dalam menjalankan kurikulum Nasional seperti yang tertulis di atas, masih ada program tambahan yang dijalankan seperti program khusus. Program khusus ini yang dilaksanakan pada sore hari sebagai pembinaan skill para siswa/inya. Program yang dilaksanakan pada sore ini biasanya disebut kegiatan ekstrakurikuler, antara lain; Pramuka, Drum Bend, Seni Nasyid, Qasidah, UKS, Tahfidl Al-Qur’an, Olah Raga, Muhadharah, Praktek Ibadah, Seni Bela diri, dan praktek Komputer[1]. Kesebelas program ekstra kurikuler ini yang kurang beraktivitas adalah; Seni Nasyid, Qasidah, dan Seni Bela diri. Ketiga program ini terlaksana jika pelatihnya didatangkan dari tempat lain (diluar sekolah MAN Gunung). Apa bila tidak ada tenaga pelatihnya yang didatangkan dari luar, maka kegiatan ini tidak jalan. Pada hal menurut Kepala sekolah MAN Gunung, seni Nasyid dan Gasidah ini merupakan kegiatan yang dapat menjadi ciri-ciri sekolah Agama[2].
            Sedangkan pada pagi harinya yaitu dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) khususnya dalam bidang kesenian, sekolah MAN Gunung menjalankan kurikulum antara lain; seni rupa, seni tari, seni musik, dan kerajinan tangan. Ke empat mata pelajaran ini diajarkan dalam satu porsi (satu judul mata pelajaran), yaitu pembelajaran seni budaya. Dengan porsi yang demikian, tentunya masing-masing mata pelajaran ini sedikit mendapat kesempatan untuk dibahas dalam PBM  baik secara teori maupun secara praktek, kedua-duanya harus lebur kedalam satu porsi tersebut. Kondisi yang demikian sangat memprihatinkan sekali, dan tentunya para siswa/i tidak akan dapat keterampilan khusus karena sangat sedikit sekali waktu yang tersedia terutama untuk seni musik baik secara teori maupun secara praktek.
            Disisi lain, guru yang mengajar ke empat bidang studi kesenian di sekolah MAN Gunung ini hanya mempunyai keahlian dibidang seni rupa dan ia juga sebagai guru honorer atau belum mempunyai SK Negeri. Kondisi yang seperti ini tentunya juga sangat memprihatinkan, terutama untuk memberikan pendidikan seni musik.
            Secara umum anggapan para siswa/i MAN Gunung terhadap seni musik adanya dikatomi, mereka menganggap seni musik sebagai pengetahuan tambahan sehingga mata pelajaran ini tidak secara mendalam dipahami dan ditekuni mereka.
            Melihat fenomena yang demikian Kepala sekolah beserta guru bidang studi kesenian pada sekolah MAN Gunung merasa khawatir, seakan-akan materi yang diajarkan tidak ada gunanya. Kepala sekolah MAN Gunung beserta guru bidang studi kesenian  ini ingin menjernihkan persoalan ini kembali kepada para siswa/inya, bahwa bidang strudi kesenian ini penting dan setara kedudukannya dengan mata pelajaran lain. Berdasarkan perbincangan pengabdi dengan Kepala sekolah MAN Gunung ini, beliau sangat berharap sekali adanya penyuluhan dibidang kesenian dan pelatihan musik Qasidah yang pelatihnya datang dari STSI padangpanjang. Menurut Kepala sekolah MAN Gunung, yang perlu didahulukan melatihnya adalah musik Qasidah karena musik Qasidah bernuansa Islam dan sangat tepat sebagai gaya tarik (promosi) untuk memperkenalkan sekolah ini kepada masyarakat[3] karena sekolah ini berdirinya belum lama. 

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berkaitan dengan penyuluhan kesenian dan pelatihan musik Qasidah dalam rangka peningkatan pengetahuan, aktivitas, dan kreativitas para siswa/i MAN Gunung Padangpanjang, maka ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain:
1.      Kurangnya ilmu pengetahuan dibidang seni musik, disebabkan tenaga pelatihnya  bukan berasal dari bidang studi seni musik tetapi dari seni rupa.
2.      Kurangnya keterampilan siswa/i MAN Gunung tentang seni musik, karena gurunya bukan ahli dibidang seni musik dan waktu yang tersedia untuk mempelajari seni musik dalam PBM sangat sedikit sekali.
3.      Belum pernah dilakukan penyuluhan dibidang seni musik.
4.      Pelatihan musik Qasidah kurang aktif  sebagai kegiatan aktivitas dan kreativitas siswa/i MAN Gunung.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka masalahnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana memberikan ilmu pengetahuan tentang seni musik melalui penyuluhan.
2.      Bagaimana meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa/i MAN Gunung Padangpanjang tentang musik Qasidah.

C. Tujuan dan Manfaat Pengabdian

Tujuan Pengabdian
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini dilaksanakan adalah:
1.      Memberikan penyuluhan seni musik kepada siswa/i MAN Gunung Padangpanjang sebagai peningkatan pengetahuan di bidang seni musik.
2.      Meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa/i MAN Gunung tentang musik Qasidah.
3.      Meningkatkan kemampuan dan keterampilan para siswa/i MAN Gunung terhadap musik Qasidah secara tepat dan benar.
4.      Agar tersalurnya minat, bakat siswa/i MAN Gunung terhadap musik Qasidah.

Manfaat Pengabdian
     Manfaat dari kegiatan pengabdian ini dilaksanakan adalah:
1.      Dapat meningkat ilmu pengetahuan siswa/i MAN Gunung terhadap seni musik.
2.      Melalui pelatihan musik Qasidah, aktivitas dan kretivitas siswa/i MAN Gunung dapat terealisasikan sesuai dengan ilmu pengetahuan secara tepat dan benar.
3.      Melalui penyuluhan dan pelatihan musik Qasidah, akan terisi salah satu pencapaian dari kurikulum bidang kesenian khususnya seni musik.
4.      Dengan terbentuknya kelompok musik Qasidah yang berkualitas di MAN Gunung, akan dapat menarik minat anak lain untuk masuk kesekolah ini.







BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai pedoman dalam memberikan ilmu pengetahuan seni musik dan sebagai pedoman dalam pelatihan musik Qasidah secara tepat dan benar, perlu dipedomani buku-buku yang menunjang pelaksanaan ini antara lain:
1.      Limantara, Cyprianus. 1982. Dasar-Dasar Teori Muik, Sekolah Musik “St. Crespinus “, Bandung. Buku ini menjelaskan tentang teori musik dasar.
2.      Trihasmoro L, dkk. 1989. Seni Musik. Yudhistira, Jakarta.  Buku ini menjelaskan tentang teori musik dasar dan instrumentasi.
3.      Santoso, Budi. 1988. Arransemen Musik Anak, tp, Yogyakarta. Buku ini menjelaskan tentang teknik bermain beberapa instrumen musik baik secara melodis maupun secara non melodis seperti; Rechorder, Pianika, dan instrumen pukul (perkusi).
4.      Edmund, Prier Sj. 1990. Manjadi Dirigen I dan II. Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta. Buku ini menjelaskan tentang presentasi pembawaan atau penjiwaan lagu serta petunjuk untuk memimpin musik.
5.      Bramantyo, Triyono. 1988. Pengantar Apresiasi Musik (terjemahan), ISI Yogyakarta. Buku ini menjelaskan tentang ritme dapat muncul tanpa melodi seperti dalam pukulan gendang, mengetuk-ngetukkan sebuah pensil diatas sebuah meja atau bertepuk tangan dan melodi tidak dapat muncul tanpa ritme.



[1] . Lihat profil MAN Gunung Padangpanjang.
[2]. Amrizon, wawancara tanggal 8 Maret 2010, di Kantor Kepala Sekolah MAN Gunung Padangpanjang.
[3] . Amrizon, wawancara tanggal 8 Maret 2010, di Kantor Kepala Sekolah MAN Gunung Padangpanjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar