Pengabdian : SUSASRITA LORA
VIANTI, S. Sn., M. Sn
Publisher : Ayurizal.S.Sn
BAB I
PENDAHULUAN
A.
ANALISIS SITUASI
Dari segala penjuru dunia, arus informasi mengalir
tanpa hambatan. Selalu mengkomunikasikan apa saja yang mampu
merangsang perkembangan kreativitas. Oleh karena itu, kemungkinan masuknya
bentuk seni budaya asing sebagai dampak dari arus globalisasi menjadi kenyataan
yang tidak dapat dihindarkan. Realita tersebut membuat ketar-ketir seni
pertunjukan Minangkabau. Bagaimanapun proses globalisasi tersebut mampu merobah
tatanan masyarakat dari segala lapisan dan terlepas dari suka atau tidak suka. Perubahan demi perubahan secara konkrit selalu terjadi.
Fenomena ini juga telah merambas pada generasi muda tingkatan SMA dan SMP se Kab. Solok Selatan.
Dalam mata
pelajaran kesenian dan kegiatan ekstra kurikuler, mereka lebih cenderung menarikan
tari-tarian yang berbentuk tarian latar ketimbang menarikan tarian yang
berangkat dari tari tradisi Minangkabau yang merupakan budaya mereka sendiri.
Ini dapat dibuktikan ketika ada sebuah kegiatan lomba seni di sekolah mereka setiap tahunnya dan keluhan yang disampaikan
wakil kepala sekolah tersebut.
Perguruan
tinggi punya tugas dan peran sangat strategis sebagai Agent of Development, karena disanalah calon pelaku dan calon pemimpin masa depan
ditempa. Perguruan tinggi seni punya peran dan tugas yang lebih khusus lagi,
karena disanalah tenaga intelektual dan pelaku seni berkumpul dan berkiprah
untuk menjadi bagian transformasi budaya yang tak mungkin berhenti.
Dewasa ini, ISI Padangpanjang optimis dan siap menjawab tantangan masa
depan yang menglobal. Dalam hal ini, banyak upaya yang telah dilakukan diantaranya kegiatan revitalisasi kesenian tradisi, pergelaran kedaerah-daerah,
penyuluhan-penyuluhan dan berbagai kegiatan lainnya.
Didasari oleh
fenomena dan pemikiran di atas, kami merasa terpanggil untuk berperan serta melakukan
pelatihan tentang kesenian Minangkabau kepada kalangan generasi muda dan
peminat seni di SMA, dalam rangka mengemban misi ketahanan budaya tradisional
Minangkabau. Sekaligus melestarikan dan mengembangkan seni budaya tradisional
warisan generasi sebelumnya. Kegiatan ini menurut rencana akan melibatkan siswa
siswi pilihan dan guru kesenian disekolah dimaksud. Tentu saja hal ini sesuai
pula menurut Tri Dharma Perguruan Tinggi ( pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.)
Dalam rangka
mengantisipasi terjadinya penggusuran terhadap kesenian sendiri di SMA, perlu adanya perhatian yang serius dalam bentuk usaha
pelestarian sekaligus pengembangan baik dari segi kuantitas pertunjukan maupun
kualitas materi sehingga tidak mudah tergeser dan mampu bersaing dengan bentuk-bentuk seni budaya asing. Dalam hal ini, materi yang dipilih untuk pelatihan di SMA Kab. Solok
Selatan adalah materi dasar menata tari. Pemilihan materi pelatihan ini adalah agar siswa
tertarik untuk mempelajarinya karena tari yang akan digarap
sesuai dengan zamannya tanpa menghilangkan ciri khas Minangkabau.
B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAM MASALAH
Berkaitan
dengan Pelatihan Dasar Menata Tari Untuk
Guru-guru Kesenian SLTA di Kabupaten Solok Selatan yang menjadi sasaran dalam kegiatan
ini ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi:
- Guru yang mengajarkan tari khususnya Tari Minangkabau bukan dibidangnya, sehingga pelajaran tari tidak maksimal dilakukan sebagai salah satu ilmu pengetahuan di bidang pendidikan.
- Rendahnya sumber daya manusia yang berkaitan dengan seni budaya Minangkabau, sehingga siswa lebih menggemari budaya asing daripada budaya sendiri.
- Rendahnya pengetahuan materi seni tari dan pengalaman untuk menata tari.
- Dalam rangka antisipasi terhadap ketahanan budaya dan mampu bersaing dengan bentuk-bentuk seni budaya asing.
- Dari pelatihan ini akan terlihat frekuensi bakat yang dimiliki oleh siswa.
C. TUJUAN KEGIATAN:
1. Untuk
Meningkatkan Pengetahuan Guru-guru terhadap menata tari.
2. Memberikan
pengalaman kepada guru dan murid cara menata tari.
3.
Menjelaskan tentang perlunya mengembangkan dan melestarikan kesenian
Minangkabau sebagai khasanah budaya sendiri.
4. Memberikan dorongan
kepada siswa-siswi dan guru agar dalam kegiatan ekstra
kurikuler membudayakan kesenian
tradisi sendiri.
5. Membimbing langsung siswa-siswi dalam upaya mengembangkan dan
melestarikan seni
budaya Minangkabau.
6. Mempertahankan budaya
sendiri dan mampu bersaing dengan budaya asing.
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Manfaat dari kegiatan ini sangat berarti bagi guru-guru
dan siswa, karena memberikan pelatihan keterampilan teknik menata tari yang baik tanpa mengurangi arti dan
nilai dari seni itu sendiri.
2. Dengan adanya pelatihan ini menumbuhkan minat siswa-siswi
mencintai kesenian Minangkabau sebagai khasanah budaya mereka.
2. Tari dapat dimanfaatkan terutama dalam kegiatan perpisahan dan
jika ada acara-acara resmi disekolah tersebut.
3. Siswa-siswi merasa memiliki
budaya Minangkabau sebagai budaya mereka.
E. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
1.
Menjelaskan begitu kayanya khasanah budaya Minangkabau yang
patut kita cintai dan bisa kita
kembangkan sesuai tuntutan zaman.
2
Memberikan penjelasan tentang manfaat tari.
3
Mempraktekkan secara langsung
materi menata tari.
BAB II
A. KHALAYAK SASARAN
Sasaran
kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan
penerapan IPTEKS reguler yang bersifat pendidikan yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
guru-guru terhadap pengetahuan menata
tari, baik
secara teknik maupun secara teori. Kegiatan ini akan diterapkan pada gugu-guru kesenian di SMA se Kabupaten Solok Selatan.
Sebuah
sekolah yang sangat perlu mendapatkan pelatihan menata tari, kegiatan pengabdian ini juga memberikan motivasi terhadap guru-guru dan
siswa untuk mencintai budaya mereka yang sudah hampir tersingkirkan.
Sesuai dengan
informasi yang diterima dari wakil kepala sekolah SMA Negri 1 Muaralabuh, bahwa
menurut pandangan beliau siswa-siswinya dalam kegiatan ekstra kurikuler lebih banyak menggunakan tari-tari yang bukan budaya mereka sendiri, juga beliau mohon untuk
diadakan pelatihan tari yang berangkat dari budaya Minangkabau. Berdasarkan
fenomena ini, dirasa SMA Negri 1 Muaralabuh
dan guru-guru se Kab. Solok yang bergelut dibidang
seni khususnya seni di Minangkabau hendaknya
mendapatkan perhatian untuk kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam waktu
dekat ini.
B. METODE KEGIATAN
Metode yang
dipakai dalam pelatihan ini terdiri dari dua metode yaitu metode ceramah dan
metode demonstrasi.
1. Ceramah
yang diberikan pada guru-guru dan siswanya dilakukan dengan cara:
a.
Menjelaskan pada siswa dan siswi bahwa kita di Minangkabau kaya akan seni dan budaya yang bisa dikembangkan dan mampu bersaing dengan budaya luar.
b.
Menjelaskan dengan mempelajari teknik
menata tari merupakan salah satu cara
dalam kita mengembangkan dan
melestarikan budaya yang kita miliki.
c.
Menjelaskan pada guru dan siswa betapa pentingnya
mempelajari dan memiliki tarian yang juga akan
mengangkat nama sekolah mereka.
2. Metode Demonstrasi di sini
dimana tim mendemonstrasikan teknik
menata tari secara utuh dan juga mendemonstrasikan bagaimana cara
menciptakan tari agar guru dan siswa termotivasi
untuk mempelajarinya.
C. RANCANGAN EVALUASI
Berhasil atau
tidaknya pengabdian ini dapat kita lihat dari peserta kegiatan pengabdian ini
yang telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang materi yang telah
diberikan. Untuk mengetahui ini, pelatih mengadakan
evaluasi:
1.
Dua bulan setelah kegiatan,
masing-masing peserta telah menguasai 50%.
2.
Dua bulan berikutnya disamping pencapain 100% juga akan
dilakukan pemahiran keterampilan.
3.
Satu bulan terakhir akan diadakan pergelaran pertunjukan dari
hasil pengabdian ini yang akan disaksikan oleh masyarakat sekitar dengan
melibatkan pemerintah daerah.
D. INDIKATOR KEBERHSASILAN
INDIKATOR KEBERHASILAN SENI MENATA TARI
UNTUK GURU-GURU KESENIAN
|
|
|||||||
No.
|
Indikator pencapaian target
|
Base Line
|
Bulan Juli dan Agustus 2010 dalam hitungan minggu
|
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1.
|
Pertemuan,sosialisasi,
penyampaian materi program
|
10%
|
40%
|
|
|
|
|
|
2.
|
Memberikan ilmu penataan tari
|
10%
|
|
60%
|
|
|
|
|
3.
|
Melatih tari yang telah ada untuk dikembangkan
|
30%
|
|
|
70%
|
|
|
|
4.
|
Presentasi estetis untuk
diragakan
|
20%
|
|
|
|
90%
|
|
|
5.
|
Evaluasi kegiatan
|
30%
|
|
|
|
|
100%
|
I. Lokasi dan Jadwal Kerja
Pelaksanaan pelatihan dilakukan pada bulan Juli 2010. Kegiatan ini kemudian ditampilkan pada 16-18 Agustus 2010 di Gedung Nasional.
No.
|
Pelatihan materi menata tari
|
Bulan dalam hitungan minggu
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
||
1.
|
Mengadakan pertemuan, sosialisasi, penyampaian materi dan
penyempurnaan program.
|
x
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Memberikan ilmu penataan musik
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Melatihkan musik yang sudah ada untuk dikembangkan dan
pengaplikasian ilmu menata tari.
|
|
x
|
x
|
|
|
|
|
|
4.
|
Presentasi estetika untuk
diragakan. Masing-masing guru menata tari.
|
|
x
|
x
|
x
|
|
|
|
|
5.
|
Evaluasi kegiatan
|
|
|
|
|
x
|
x
|
x
|
x
|
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Guru-guru kesenian dan siswa yang mengikuti
pelatihan menata tari di Kabupaten Solok Selatan ini sangat antusias dan
enerjik, namun harus ada pembinaan.
2. Kesenian Tradisional Minangkabau
khususnya tari-tari Minangkabau di Kab. Solok Selatan dapat dikatakan aktif,
akan tetapi geraknya perlu ada latihan intensif agar hasil yang maksimal dapat
dicapai.
B. SARAN
1. Diharapkan kepada pihak yang terkait agar
selalu memperhatikan dan membina keberadaan Tari Minangkabau agar benar-benar
terasa bermenfaat bagi siswa-siswi di sekolah-sekolah se Kab. Solok Selatan dan
masyarakat.
2. Diharapkan kepada pihak P2M ISI
Padangpanjang agar dapat mengadakan pengabdian ini pada sekolah-sekolah, karena
generasi mudalah generasi penerus dari segala aspek agar aspek itu tidak hilang
dilain masa dan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar